Abdullah Gazam Serap Aspirasi Warga Pulau Buaya Saat Kunjungan Masa Reses II

0
Ketua Komisi I DPR Papua Barat, Abdullah Gazam menjalani masa reses kedua tahun 2022 di Pulau Buaya, Sorong.
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Pulau Buaya di Kabupaten Sorong, menjadi tempat kunjungan Ketua Komisi I DPR Papua Barat, Abdullah Gazam dalam menjalani masa reses kedua tahun 2022 pada Rabu (2/3/2022).
Layaknya masa reses, di Pulau Buaya politisi asal PKB ini menerima aspirasi dari warga setempat. Aspirasi yang disampaikan warga yakni, pertama, meminta adanya perhatian pemerintah untuk membuat talud pemecah ombak.
Karena di Pulau Buaya sangat rawan jika adanya gelombang extrim, sehingga pemecah ombak dianggap sangat dibutuhkan. “Dan warga selama ini yang terdampak gelombang extrim mereka selalu luput dari perhatian pemerintah dan tidak pernah di expos oleh media,” ungkapnya.
Aspirasi kedua, meminta perhatian pemerintah  terhadap transportasi laut, untuk mobilisasi anak sekolah baik SMP,SMA, dan yang kuliah. “Karena selama ini anak-anak sekolah dan kuliah ini mereka harus pagi jam 5 sudah siap di sekitaran pantai untuk menumpang warga yang menuju ke kota, sama halnya ketika mereka mau pulang,” ungkap Abdullah.
Jika di Sorong bisa diberikan Bus untuk antar jemput anak sekolah, mereka meminta pemerintah menyiapkan alat transportasi laut untuk antar jemput anak-anak mereka yang hendak ke sekolah dan pulang sekolah.
 Dan ketiga, untuk meminimalisir  kenakalan remaja warga meminta adanya bantuan fasilitas berupa TV, agar sekiranya jika ada tempat nongkrongan mereka bisa kumpul di suatu tempat dan terkoordinir. Dan Abdullah Gazam langsung menyanggupi aspirasi tersebut untuk melakukan pengadaan TV.
Sementara untuk talud pemecah ombak dan alat transporasi, akan di bawa secara kelembagaan,  karena nilai uangnya besar. “Dari tiga aspirasi itu, ada dua yang nampak dari saya yang mana jembatan mereka rusak parah, walaupun tidak disampaikan karena keterbatasan mereka berbicara dan kedua dalam pengamatan saya SMP, kalau bisa  di Pulau Buaya itu harus ada SMP, sehingga kalau selesai SD anak-anak usia yang belum bisa jauh dari orangtua bisa bersekolah di Pulau Buaya, sehingga paling tidak pemerintah sudah harus memikirkan untuk mendirikan sekolah SATAP di Pulau Buaya tersebut,” sarannya.
Abdullah berharap dari reses ini bukan sekedar turun mendengar saja, tapi ada tindak lanjut, oleh sebab itu dirinya minta dukungan dari eksekutif bahwa apa yang menjadi serapan-serapan di bawa ini betul-betul juga harus seirama. “Jangan sampai kita sudah turun melakukan penjaringan aspirasi kemudian nanti alot dalam pembahasan dan point-point yang kita inginkan  tidak masuk,” katanya.
Dirinya mengatakan, pentinya sinergi karena masukan yang disampaikan oleh warga menjadi hal penting dan mendesak yang harus direalisasikan.
Ditambahkan Abdullah, terlepas dari penjaringan aspirasi dia juga memiliki agenda khusus bersama anak yatim piatu, janda-janda, orangtua jompo, dengan memberikan santunan kepada mereka. “Mereka merespon baik, karena selama ini baru terjadi anggota DPR melakukan reses di sana, itu yang disampaikan masyarakat di Pulau Buaya,”  tuturnya.
Abdullah Gazam berkesempatan memberikan santunan bagi mereka yang berhak.
“Sehingga mereka bersyukur ada tempat mereka menyampaikan aspirasi, karena selama ini kalau mereka mau menyampaikan  aspirasi atau keluhan-keluhan mereka tidak tau mau kemana, sehingga pada kesempatan reses mereka bisa menyampaikan semua keluhan mereka,” pungkasnya.(aa)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.