Yayasan Binterbusih Gelar Temu Kangen Alumni ke-3 di Tanah Papua

0
SORONG,KLIKPAPUA.com— Yayasan Bina Taruna Indonesia Bumi Cendrawasih (Binterbusih) menggelar kegiatan Temu Kangen Alumni Yayasan Binterbusih ke-3 di tanah Papua yang berlangsung di Hotel Panorama, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Sabtu (18/11/2023).
Ketua Yayasan Binterbusih, Paskalis Abner menjelaskan, tujuan kegiatan temu kangen alumni ini adalah untuk melakukan konsolidasi dengan para alumni yang sudah kembali dan berkarya di semua bidang yang ada di seluruh wilayah di Papua.
“Kami juga ingin mendorong agar adanya peran serta alumni melalui wilayah kerjanya masing-masing bagi masyarakat, tetapi juga bisa memberikan kontribusi bagi keberlanjutan program-program yayasan kedepannya, terutama para mahasiswa Papua yang ada di pulau, sehingga kedepan bisa mendapatkan pembinaan-pembinaan seperti para alumni ketika masih aktif kuliah di Jawa,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu sore.
Dalam pertemuan ini, kata Paskalis, pihaknya mengecek kembali keberadaan para alumni seperti misalnya, mengecek pekerjaan mereka, pengalaman-pengalaman selama bekerja dan sejauh ini bagaimana dengan tugas-tugas mereka di tanah Papua.

Selain itu, dalam momentum ini para alumni juga bisa saling mengenal antara sesama alumni Binterbusih yang ada di daerah dan wilayah lain di tanah Papua. Tentu dengan saling mengenal, maka akan lebih mengakrabkan hubungan antara satu alumni dan alumni yang lain.
“Kami juga membicarakan mengenai pokok-pokok persoalan yang terjadi di tempat-tempat para alumni bekerja, baik masalah pendidikan, masalah sosial budaya, masalah politik dan lain sebagainya. Lalu mencari solusi bersama untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini lebih konkrit, terutama membantu para alumni itu sendiri, tetapi juga yayasan, sehingga tetap melanjutkan program-program pembinaan kedepan bagi para mahasiswa Papua,” ujarnya.
Kata Paskalis, pihaknya memiliki wadah atau group yang dapat berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para alumni, terutama koordinator di setiap wilayah, sehingga mempermudah koordinasi dan komunikasi serta bisa membantu Yayasan Binterbusih.
“Kami punya koordinator di setiap wilayah atau provinsi, sehingga mempermudah kami melakukan koordinasi dan komunikasi. Selain itu, dengan sarana teknologi dapat mempermudah kami untuk mengakomodir semua alumni Binterbusih di tanah Papua,” ucapnya.
Paskalis berharap, temu alumni bukan kali ini saja, tetapi ini sudah kali ketiga, sehingga diharapkan kedepan bisa dilaksanakan lagi temu alumni di tempat lain dan tidak selamanya di satu tempat. Semoga kedepan bisa berkeliling di seluruh wilayah Papua, sehingga bisa berkoordinasi dengan para alumni lainnya, terutama yang hari ini tidak bisa hadir.
“Kami berharap para alumni semakin bermanfaat di dunianya masing-masing. Bisa lebih luas lagi jangkauan pelayanan mereka, bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan pelayanan dari kita dan bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Temu Kangen Alumni ke-3 Yayasan Binterbusih, Samuel Bless mengatakan, Yayasan Binterbusih telah membina dan mempersatukan pihaknya selama melakukan studi atau pendidikan di wilayah Jawa pada waktu itu,
Oleh karena itu, selaku alumni pihaknya merasa terpanggil untuk mengumpulkan para alumni yang pernah mendapatkan pembinaan dan bantuan studi dari Yayasan Binterbusih, untuk berkumpul dan melakukan pemetaan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat diberbagai provinsi di tanah Papua dan rencana tindak lanjutnya kedepan.
“Kami melihat kilas balik kondisi Papua pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Kami melihat masa lalu ada proses dan kehidupan yang lebih bagus. Sementara masa sekarang dia (orang Papua) menjadi golongan pembeli. Dia hanya menjadi konsumen, sehingga ada perubahan-perubahan, dimana orang Papua menjadi konsumen,” katanya.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Sam ini menyampaikan, pihaknya juga membahas terkait kemiskinan, dimana kemiskinan bukannya ditangani, melainkan sebaliknya kesenjangan yang semakin subur.
“Kami juga melihat tanah adat yang sebenarnya milik orang Papua, kini mengalami pergeseran dan didominasi oleh orang lain, sehingga orang Papua menjadi penonton di negerinya sendiri dan juga ada kesalahan orang Papua juga yang menjual tanah, karena berpikir jangka pendek,” ujarnya.
“Masalah kesehatan juga begitu. Di Papua kesehatan tidak banyak berubah, angka harapan hidup bisa menjadi lebih pendek. Orang rata-rata usia 50 tahun, karena mengalami penyakit dan juga arus globalisasi saat,” tambahnya.
Sam menyatakan, pihaknya membangun jaringan dan berkomunikasi melalui group-group alumni Yayasan Binterbusih yang telah dibuat, sehingga dengan komunikasi yang efektif, maka para alumni bisa hadir dan mengikuti kegiatan temu kangen ini.
“Teman-teman alumni yang datang ini menandakan bahwa kebersamaan kami semakin kuat dan kebersamaan ini akan dirasakan oleh generasi yang akan datang. Ini menjadi permasalahan yang kami ingin dorong, sehingga kedepan generasi kedepan bisa menjadi pemimpin dan memiliki jiwa mengkaderisasi kedepan,” ucapnya. (rls)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.