GUBERNUR NTT beberapa waktu lalu mengeluarkan pernyataan bahwa anak sekolah jenjang SMA/SMK masuk pagi pukul 05.00. Hal ini disampaikan pada pertemuan dengan kepala sekolah. Pernyatan ini menjadi viral dan tentunya membuat publik sedikit tercengang dengan pernyataan sang Gubernur. mungkinkah anak sekolah masuk se-pagi itu? terus bagaimana pula jika kebijakan itu diterapkan di Manokwari? Mari kita tinjau bersama.
Waktu belajar
Menurut Indah Lestari dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Waktu Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika” dikatakan bahwa waktu belajar yang tepat bagi siswa adalah di waktu pagi, karenanya bagi sekolah yang masih menerapkan waktu belajar di siang hari sekiranya mampu memberikan cara belajar yang sesuai dengan kondisi waktu belajarnya. Misalnya dengan menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan dan variatif sehingga siswa lebih berminat untuk belajar.
Di Manokwari sendiri ada sekolah yang menerapkan kelas pagi dan siang, hal ini disebabkan karena jumlah siswa yang besar tidak didukung oleh ruang kelas yang cukup. Saya sendiri sebagai guru menyadari jika mengajar siang siswa sering mengantuk apalagi sehabis makan siang jelas selalu menguap bahkan guru ikut mengantuk. Tentunya efektivitas kegiatan pembelajaran berbeda jika dilakukan pada pagi hari.
Ekosistem pendukung
Sekolah masuk pada pukul 05.00 pagi tentu harus didukung kondisi keamanan yang cukup. Keamanan yang dimaksud mulai dari siswa berangkat dari rumah sampai tiba dengan selamat di sekolah. Pada jam demikian tidak dapat dipungkiri ancaman keamanan masih ada misalnya saja ada orang mabuk di jalan raya tentunya membuat tidak nyaman bagi pengguna jalan. Jika pemerintah mampu menjaga keamanan jalan misalnya bekerjasama dengan kepolisian serta melibatkan sistem keamanan lingkungan maka masuk sekolah pagi bisa saja diterapkan di Manokwari. saat ini polisi lalu lintas mulai terlihat di jalan raya pada rentang pukul 06.00- 08.00 alias pada pukul 05.00 belum terlihat. Keamanan lingkungan sekolah juga harus memadai misalnya dengan adanya personil security yang berjaga 24 jam.
Berangkat ke sekolah untuk anak usia sekolah tentunya masih harus menggunakan transportasi umum atau diantar oleh orang tua. Siswa belum bisa menggunakan kendaraan bermotor sendiri karena usia siswa pada umumnya belum layak mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Satu-satunya transportasi publik yang terlihat mengantar anak sekolah di Manokwari adalah ojek. Bahkan tidak sedikit anak sekolah yang telah memiliki om ojek langganan. Sedangkan angkutan umum atau taksi meskipun masih ada tapi tidak begitu berkontribusi bagi anak sekolah. Saya sendiri selalu berangkat ke sekolah pukul 06.20 WIT. Dalam perjalanan saya ke sekolah ojek pun belum begitu ramai, apalagi kalau berangkat saya khawatir om ojek masih terlelap tidur di kamarnya. sehingga ditinjau dari sisi transportasi akan sulit jika diterapkan sekolah pukul 05.00 di Manokwari.
Jika anak sekolah sudah tiba di gerbang sekolah tapi sekolah belum terbuka bisa jadi masalah juga, anak-anak bisa berkeliaran kesana kemari. Jadi sekolah harus siap buka sebelum pukul 05.00. Artinya minimal harus ada petugas yang berjaga di sekolah. Guru-guru juga harus bisa berada di sekolah sebelum jam sekolah dibuka. Kalau sekolahnya adalah sekolah berasrama tentu tidak akan menjadi masalah. Nah bagaimana jika rumah guru jauh dari sekolah? Bagaimana jika gurunya adalah emak-emak rempong yang tidak tahu naik motor atau naik motor tapi sein kiri belok kanan? atau emak-emak yang harus urus anak dan suaminya di pagi hari kemudian ke sekolah juga harus diantar ke sekolah? Ini semua tentunya masalah baru yang akan muncul jika sekolah pagi pukul 05.00 diterapkan.
Saya pernah membaca tulisan seseorang di kaskus tentang pengalamannya hidup di Jepang. Menurutnya anak-anak pada jenjang SD-SMP wajib berjalan kaki ke sekolah. mereka berbondong-bondong ke sekolah dan setiap gerombolan dipimpin oleh siswa tertua. Perjalanan sekitar 2 km untuk sampai ke sekolah, melewati beberapa titik kumpul atau pos penyeberangan jalan. Di jepang pemerintah sudah mengatur dan bekerja sama dengan masyarakat di lingkungan sekolah agar masyarakat terlibat aktif menjaga anak-anak selama perjalanan berangkat dan pulang sekolah. Sistemnya diatur sedemikian rupa sehingga di jepang semua sekolah memiliki strata yang sama sehingga tidak ada sekolah yang kelebihan siswa karena status favorit di masyarakat. Bagaimana jika sekolah pagi di Manokwari diterapkan dan anak-anak harus berjalan kaki ke sekolah? Sementara anak-anak masih ada yang tinggal di Arfai tapi sekolah SMA di reremi.
Saya menarik kesimpulan bahwa meskipun belajar pagi itu lebih baik dari waktu belajar lainnya namun Manokwari masih kesulitan jika diterapkan kebijakan sekolah pagi pukul 05.00 WIT. Hal ini disebabkan karena ekosistem pendukung belum memadai. Keamanan, transportasi, kesiapan sekolah, dan dukungan masyarakat belum cukup terpenuhi.
Jamaluddin, S.Pd, Gr
Dikenal di media sosial dengan Nama Djamal Djafar, penulis adalah guru di SMA Negeri Taruna Kasuari Nusantara Papua Barat. Penulis juga adalah Duta Rumah Belajar/Teknologi Nasional dari Papua Barat sejak 2019. Saat ini aktif sebagai Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Cenderawasih.