JAKARTA, KLIKPAPUA.com- Jurnalis Papua Barat berkesempatan mengunjungi Gedung Dewan Pers di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Senin (18/9/2023).
Kunjungan jurnalistik ini merupakan program rutin tahunan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kegiatan kunjungan jurnalistik berlangsung sejak 17-22 September 2023 di Jakarta dan Bandung.
Dalam kesempatan ini, para jurnalis beraudiensi dengan Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers Toto Suryanto, Tenaga Ahli Bidang Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Sudrajat, dan Tenaga Ahli Komisi Kemitraan dan Infrastruktur Organisasi Arif Supriyono.
Toto Suryanto menyampaikan bahwa ini merupakan pertemuan yang sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan antara jurnalis di daerah dengan Dewan Pers.
“Saya kira ini suatu pertemuan yang sangat kita butuhkan, karena komunikasi antara Dewan Pers dengan teman- teman jurnalis di daerah ini satu hal yang niscaya harus kita lakukan,” kata Toto.
Hal ini dikarenakan, lanjutnya, para jurnalis di daerah mempunyai kelebihan tersendiri yakni lebih menguasai kondisi daerahnya masing- masing.
“Teman- teman ini memiliki kapasitas dan kemampuan sebagai jurnalis yang baik. Tapi kadang- kadang kita tidak mendengar karena jauh saja,” ujar dia.
Tantangan media online di era saat ini, seperti aduan yang disampaikan dalam berbagai rapat Dewan Pers baik tingkat provinsi maupun rapat pleno, yang sering menjadi sorotan adalah media massa lebih berhati-hati, profesional taat pada kode etik jurnalistik.
“Dalam beberapa catatan di komisi pengaduan, diantaranya konflik-konflik pemberitaan dari media online. Saya ajak teman-teman semua untuk selalu tidak terpikir hanya mengedepankan kecepatan,” ucapnya.
Yang perlu dipikirkan, kata Toto, tentu yang paling penting adalah kepentingan publik yaitu kebenaran, kepentingan publik adalah faktual jadi kita tidak bisa lagi mentolerir lagi yang namanya buru-buru yang hanya mengejar pengunjung atau apapun namanya.
Sebaiknya media itu, harus semaksimal mungkin mengutamakan berita akurat. Benar-benar yang bisa dipegang oleh publik, karena media tidak hanya fungsi informasi, fungsi hiburan tetapi media juga sebagai sumber kegunjangan kalau berita itu tidak benar.
Ada fungsi pers di dalam kontek pemilu maupun konteks lain, pers itu punya kewajiban meredakan kepanikan publik mana kala ada informasi yang membuat masyarakat ketakutan.
Sebagaimana pers sebagai pilar keempat demokrasi, salah satu tugas pers mengkritisi dalam keadaan apapun.
Mengkritis bukan mengahantam, bukan mencari jeleknya saja. Kritis itu membuka ruang untuk masyarakat dapat lebih banyak lagi tentang apa yang diketahui.
Pers harus datang dan memberikan, meluruskan, pencerahan terhadap berita-berita yang menakutkan maupun berita bohong (hoax).
Apapun medianya, apapun platformnya dituntut lebih tahu dari orang yang akan diberi informasi.
Pengaduan begitu banyak dari masyarakat dari 692 pengaduan kepada dewan pers sampai saat ini, itu hampir 80 persen dari media online.
Toto bepesan agar teman- teman jurnalis di Papua Barat untuk terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengikuti uji kompetensi wartawan, serta menjaga kepercayaan publik.
“Tetaplah terus memperjuangkan kepentingan publik. Mudah- mudahan dengan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat, akan membuat teman- teman menjadi satu pilar demokrasi yang memang diharapkan oleh masyatakat,” kata Toto. (dra)