
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2025 mencatat sebanyak 273 warga Papua Barat teridentifikasi HIV dalam periode Januari hingga Maret 2025.
Temuan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, pada peringatan Hari AIDS Sedunia yang digelar di Kampus STIH Manokwari, Senin (1/12/2025).
Alwan menyebut kasus tersebut terdiri atas 117 laki-laki dan 156 perempuan, yang menunjukkan bahwa epidemi HIV di Papua Barat masih berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Ia menegaskan bahwa prevalensi HIV di Tanah Papua secara umum mencapai 1,44 persen pada populasi umum, mengindikasikan epidemi meluas (generalized epidemic).
“Data STBP ini mengingatkan kita bahwa HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan publik yang serius,” ujar Alwan dalam sambutannya.
Ia juga menyinggung bahwa situasi ini sudah berlangsung sejak kasus pertama terdeteksi di Merauke pada 1992 dan berkembang secara signifikan dalam tiga dekade terakhir.
Alwan mengatakan penanganan HIV/AIDS tidak bisa dibebankan hanya pada sektor kesehatan.
Menurutnya, penanggulangan HIV merupakan bagian penting dari perjalanan Papua Barat menuju ASTAdiri Aman, Sejahtera, Bermartabat, dan Mandiri, serta fondasi menuju Papua Emas 2045.
Pemerintah Provinsi Papua Barat mendapat dukungan dari Global Fund Komponen AIDS, yang membantu penguatan layanan HIV, penyediaan antiretroviral (ARV) dan reagen, outreach komunitas, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.
Namun Alwan menekankan bahwa keberhasilan program sangat bergantung pada keterlibatan lintas sektor.
Ia mengungkapkan bahwa tantangan terbesar bukan terletak pada obat atau fasilitas kesehatan, melainkan stigma, diskriminasi dan terbatasnya sistem layanan di akar rumput.
Karena itu, Alwan menilai layanan HIV harus lebih dekat dengan masyarakat, terutama di wilayah 3T, dengan pendekatan budaya yang disesuaikan pada komunitas Arfak, eks-transmigran, pesisir, dan pedalaman.
Selain itu, peran gereja, masjid, tokoh adat, pemuda, dan komunitas ODHIV dinilai sangat penting dalam menurunkan stigma.
Papua Barat juga membangun Komitmen Bersama Menuju Papua Barat Tanpa Stigma dan Bebas AIDS, yang menegaskan bahwa ODHIV adalah bagian dari keluarga, memiliki hak hidup bermartabat, dan bahwa stigma “membunuh lebih cepat daripada virusnya.”
Alwan mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat pemeriksaan HIV sukarela, pencegahan penularan ibu ke bayi, serta edukasi berbasis komunitas.
“Tidak ada Papua Barat Sehat tanpa Papua Barat yang bebas dari stigma,” tegasnya.
Peringatan hari AIDS Sedunia di Papua Barat di kampus STIH Manokwari dirangkai sejumlah kegiatan diantaranya Skrining kesehatan, Games berhadiah terkait HIV dan Penyerahan hadiah pemenang lomba video pendek terkait HIV AIDS.
Lomba video pendek itu dimenangkan oleh mahasiswa Polbangtan Manokwari, juara II diraih oleh siswa SMPN 2 Manokwari dan juara II diraih siswa SMAN 1 Manokwari.
Diketahui dalam menyongsong Hari AIDS Sedunia ini, Dinkes Papua Barat menggelar berbagai kegiatan diantaranya Lomba Video Pendek dengan tema pencegahan HIV dan pengurangan stigma dan diskriminasi ODHIV.
Tujuan lomba ini adalah untuk meningkatkan kepedulian pelajar dan mahasiswa dalam upaya penanggulangan HIV.
Kemudian, Pemasangan Spanduk Jalan dengan tema kunci Hari AIDS Sedunia. Tujuan pemasangan spanduk jalan ini adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam upaya penanggulangan HIV.
Dan pembuatan Twinbow sebagai bentuk kepedulian terhadap penanggulangan HIV. (dra)




















