
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Dalam rangka memperingati Hari Bumi ke-55 pada Selasa (22/4/2025), Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) akan meluncurkan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa.
Kegiatan ini akan melibatkan seluruh satuan kerja Kemenag, organisasi kemasyarakatan keagamaan, serta rumah-rumah ibadah di seluruh Indonesia.
Peluncuran nasional dijadwalkan dipimpin langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, dari Masjid Istiqlal, Jakarta, pada pukul 09.00 WIB.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Papua Barat, Luksen Jems Mayor, menyampaikan bahwa gerakan ini merupakan implementasi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, khususnya poin ke-8, serta sejalan dengan Program Prioritas Kemenag 2025–2029 poin ke-2 mengenai ekoteologi.
Hal tersebut disampaikan dalam forum diskusi “Ngopi Asik” bersama tokoh lintas agama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kamis (17/4/2025).
“Gerakan ini bertujuan mendorong kesadaran dan partisipasi umat beragama dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup melalui pendekatan ekoteologi,” kata Luksen.
Ia menambahkan, penanaman pohon matoa juga dimaksudkan untuk mendorong keterlibatan aktif lembaga keagamaan dan institusi pendidikan dalam kampanye penghijauan.
Menurutnya, gerakan ini menjadi langkah konkret dalam mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan upaya pelestarian lingkungan.
“Diharapkan, program ini menjadi model keberlanjutan lingkungan berbasis partisipasi umat beragama, serta turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mitigasi perubahan iklim,” ujarnya.
Khusus di Papua Barat dan Papua Barat Daya, Kemenag menargetkan penanaman hingga 30.000 bibit pohon matoa sepanjang tahun ini.
Disebutkan, saat ini sebanyak 12.200 bibit pohon telah disiapkan melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk bantuan Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui UPT Balai, serta sumbangan wakaf dari pegawai Kemenag.
“Program ini bukan milik Kemenag semata, tetapi menjadi bagian dari penyadaran atas tanggung jawab keagamaan dalam menjaga bumi. Pelaksanaannya juga melibatkan kepala daerah seperti bupati dan gubernur secara kolaboratif,” tambah Luksen.
Di Papua Barat, penanaman akan dilakukan di sekitar 15 titik. Sebanyak 12 titik berada di lingkungan Kanwil Kemenag, termasuk madrasah, kantor urusan agama, sekolah keagamaan Kristen, gereja, dan masjid. Sisanya akan dilakukan di kawasan perkantoran pemerintah provinsi dan kabupaten.
“Kami ingin rumah ibadah menjadi titik penanaman pohon matoa. Mari kita hijaukan Nusantara bersama,” pungkas Luksen. (dra)