Pemkab Manokwari Terapkan Mulok Malaria ke Kurikulum Sekolah Dasar

0
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari menggelar Workshop Penerapan Mulok Malaria bersama para guru SD. (Foto: Elyas/klikpapua)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari menerapkan Muatan Lokal (Mulok) Malaria ke dalam kurikulum Sekolah Dasar (SD) sejak tahun ajaran 2023/2024.

Langkah ini diambil sebagai upaya menekan angka penyebaran malaria, mengingat Manokwari menjadi daerah dengan kasus tertinggi di Papua Barat.

Meskipun tren kasus malaria menunjukkan penurunan, angkanya masih cukup tinggi. Hingga April 2023, Manokwari mencatat 7.325 kasus dari total 9.418 kasus malaria di Papua Barat.

Untuk itu, edukasi dini melalui Mulok Malaria diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya dan pencegahan penyakit tersebut.

Hal ini katakan Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Valentina Y.W.R Hammar, dalam Workshop Guru Sekolah Dasar Dalam Penerapan Mulok Malaria, Sehat Imunisasi-Gerakan Sekolah Sehat dan Usaha Kesehatan Sekolah di Kabupaten Manokwari Tahun 2025 pada, Rabu (26/2/2025)

Valentina, menegaskan program ini merupakan bagian dari strategi eliminasi malaria yang ditargetkan rampung pada 2027.

“Pendidikan tentang malaria sejak dini sangat penting agar anak-anak memahami cara pencegahan dan dampak penyakit ini,” ujarnya.

Jika edukasi dilakukan sejak SD, lanjut dia, maka kesadaran akan kesehatan bisa meningkat.

Disebutkan, sebanyak 118 paket buku Mulok Malaria telah didistribusikan oleh UNICEF melalui Dinas Kesehatan kepada Dinas Pendidikan Manokwari pada tahun 2023.

Buku tersebut berisi materi mengenai penyebab, dampak, serta cara pencegahan malaria, dengan penekanan pada kebersihan pribadi dan lingkungan.

Mulok Malaria diterapkan selama satu semester setiap tahun ajaran, baik di semester ganjil maupun genap, untuk siswa kelas 2 hingga kelas 5.

Ke depan, program ini akan dievaluasi untuk melihat efektivitasnya serta kemungkinan perluasan ke kelas 1 dan kelas 6.

“Jika angka kasus masih tinggi, kami akan mempertimbangkan peningkatan durasi pembelajaran menjadi satu jam agar siswa lebih memahami materi dengan baik,” tambah Valentina.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, UNICEF, dan berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan program ini.

“Eliminasi malaria tidak bisa dicapai hanya oleh sektor kesehatan. Semua pihak harus terlibat, termasuk sekolah, orang tua, dan komunitas,” tegasnya.

Dengan adanya Mulok Malaria, Pemkab Manokwari berharap generasi muda memiliki kesadaran tinggi terhadap pencegahan malaria, sehingga angka kasus dapat terus ditekan dan target eliminasi pada 2027 dapat tercapai. (dra)




Komentar Anda

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.