KAIMANA,KLIKPAPUA.COM- Wakil Bupati Kaimana, Ismail Sirfefa, mengkritisi rencana pengembangan pariwisata Kaimana selama ini masih sebatas wacana. Belum ada tindakan nyata yang benar-benar menunjukkan keseriusan, baik oleh Pemerintah Daerah melalui OPD maupun masyarakat, dalam memperkenalkan pariwisata Kaimana kepada dunia luar.
Wabup menyampaikan ini ketika membuka secara resmi kegiatan Konsultasi Publik Review Tinjauan Ulang Dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Kaimana Tahun 2010 dan Penyusunan Naskah Akademis Dokumen RIPPARKAB Kaimana Tahun 2019 di Café Belia, Selasa (1/10/2019).
Kegiatan yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana dengan melibatkan OPD dan sejumlah lembaga mitra pariwisata di Kabupaten Kaimana ini, menghadirkan dua nara sumber Silvia, S.Pd, M.Par dan Fauzi Sutopo dari Jakarta.
Wabup mengatakan, pariwisata merupakan urat nadi perekonomian dunia. Setiap negara atau daerah yang memiliki potensi pariwisata, pertumbuhan ekonominya akan menjadi bagus. Kabupaten Kaimana misalnya, memiliki sejumlah obyek pariwisata yang jika dikelola secara baik, dengan pola pengembangan dan promosi yang sistimatis, akan mendatangkan manfaat besar bagi peningkatan perekonomian masyarakat maupun daerah.
“Hari ini kita di Kaimana masih belum menyadari itu. Kita hanya bisa bangga panorama kita bagus, senja kita indah yang kalau kita membuat komparasi dengan senja di Bali atau lainnya, kita jauh lebih bagus. Tetapi itu hanya dalam tataran wacana. Begitu juga kalau hari ini kita menbuat komparasi antara Triton dengan beberapa spot pariwisata di Indonesia, kita juga hebat. Tetapi kita hanya membanggakan itu dalam tataran wacana,” kritik Wabup.
Ia berharap, konsultasi publik Penyusunan Naskah Akademis Dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARKAB) Kabupaten Kaimana Tahun 2019 ini, diharapkan bisa menghasilkan suatu landasan yuridis pengembangan pariwisata di Kabupaten Kaimana. Konsultasi publik penyusunan Ripparkab diharapkan juga merupakan bentuk komitmen bersama Pemerintah Daerah dan elemen terkait dalam mengembangkan pariwisata Kaimana.
Wabup berharap setelah adanya Ripparkab, tahapan pengembangan pariwisata di Kaimana segera dimulai. OPD terkait disarankan melakukan terobosan-terobosan yang bisa membantu masyarakat mengenal pariwisata Kaimana. Upaya promosi harus lebih ditingkatkan untuk mengalihkan perhatian para wisatawan agar mengunjungi Kaimana.
“Sebenarnya kita di Kaimana ini sudah lama dikenal. Raja Ampat di tahun 2010 dia mulai fokus ke pariwisata, banyak hal yang kurang saat itu, tetapi bagaimana mereka memberanikan diri untuk memulai. Nanti ada yang kurang baru dibenahi secara perlahan. Tambrauw juga begitu, di tahun 2015 mereka mulai mencoba. Kita di Kaimana, kita siapkan Ripparkab sebagai rujukan dalam proses pengembangannya,” ajak Wabup.(iw)