JAKARTA,KLIKPAPUA.com–Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran menerima penghargaan Apresiasi Bela Negara (ABN) tahun 2023.
Apresiasi ini diberikan oleh Forum Pimpinan Redaksi Multimedia Indonesia (FPRMI), tepat di hari bela negara ke 35 yang jatuh pada 19 Desember 2023.
Penghargaan ini diberikan kepada kepala para kepala daerah serta pimpanan BUMN dan swasta yang peduli dan telah berkontribusi kepada bangsa dan Negara dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dalam hal bela Negara.
Apresia kepada Bupati Markus Waran, karena dinilai selama kepemimpinannya menunjukkan sumbangsih yang nyata terhadap bangsa, serta mengambil langkah yang memotivasi dan memberi inovasi tentang pemahaman yang baik untuk masyarakat dalam hal bela Negara.
Prof. Bagir Manan, Ketua Tim Penjurian ABN 2023 atau mantan Ketua Dewan Pers menilai dalam jejak digital yang didapatkan oleh tim juri, sangat jelas peran Bupati Manokwari Selatan dalam hal bela Negara.
Bupati Markus Waran menghibahkan kantor Bupati menjadi Rindam, bahkan lebih dari 500 hektar tanah dihibahkan untuk Negara, yang diperuntukkan bagi TNI dan Polri. “Ini sangat luar biasa,” ujar mantan Ketua Mahkamah Agung RI ini.
Kabupaten Manokwari Selatan sendiri menjadi salah satu terbaik penerima ABN 2023 yang diserahkan langsung oleh Aster TNI Mayor Jenderal TNI Mochamad Syafei Kasno yang mewakili Panglima TNI di lantai 2 Gedung Nusantara V DPR/MPR RI Senayan,Jakarta.
Markus Waran saat menerima apresiasi Bela Negara 2023 didampingi oleh Wakil Bupati Mansel Wempi Welly Rengkung.
Ketua Umum FPRMI, Bernadus Wilson Lumi mengatakan, penyelenggaraan ABN tahun 2023 ini merupakan persembahan kepada bangsa dan Negara.
“Kami berharap apresiasi ABN 2023 ini dapat menginspirasi para penerima penghargaan dan tentu seluruh komponen bangsa untuk berada di garda terdepan dalam membela Negara,” ujar Wilson.
Hadir dalam acara tersebut sekaligus membawakan sambutan Plt Sekretaris Jenderal MPR Siti Fauziah, Direktur Kebijakan Bakamla-RI Laksamana Pertama TNI Ferry Supriady, Prof.Bagir Manan yang juga menjadi nara sumber dalam diskusi bela negara. (rls/red)