MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Tenaga Kesehatan harus menjadi contoh untuk masyarakat di dalam melakukan vaksinasi Booster ke-2 di Provinsi Papua Barat.
Sejak dikeluarkannya surat edaran vaksinasi Covid-19 booster ke-2 bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan pada bulan Juli 2022 hingga saat ini baru mencapai 2,7 persen atau baru 229 nakes dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat yang melakukan vaksinasi booster ke-2.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua Barat dr. Arnoldus Tiniap saat dikonfirmasi klikpapua.com melalui telepon selulernya, Rabu (7/9/2022).
Dikatakan bahwa kabupaten/kota yang lebih banyak nakesnya melakukan vaksinasi booster ke-2 yakni di Kota Sorong dengan jumlah nakes 90 orang (7,0 %), menyusul Kabupaten Teluk Bintuni 57 nakes (9,5%), Kabupaten Manokwari 47 orang (2,4%), Kaimana 21 orang ( 2,3%), Manokwari Selatan 5 orang ( 3,1%), Teluk Wondama 3 orang (0,7%), sedangkan Kabupaten Fakfak, Sorong, dan Raja Ampat hanya 2 nakes melakukan vaksinasi booster ke-2.
“Dilihat dari situasi kasus yang cenderung menurun, dimana kita lihat tahun lalu saat booster ketiga itu cepat sekali tenaga kesehatan melakukan vaksinasi booster pertama, namun tahun ini tidak seperti tahun lalu yang lebih cepat, karena dari pandemi yang cenderung lebih rendah dan turun kasusnya kemudian kalaupun ada yang positif tidak menunjukkan keluhan yang berat,” ungkapnya.
Menurutnya kurangnya kesadaran untuk melakukan vaksin, karena secara umum masyarakat dan nakes sudah merasa aman-aman saja. Padahal sebenarnya saat ini pemerintah berpikir bagaimana caranya untuk tetap melindungi masyarakat, termasuk nakes dengan mempersyaratkan surat perjalanan harus di booster. “Jadi itu semua menunjukkan bahwa persoalan pandemi ini belum selesai.
Jadi tetap kita harus melindungi diri kita dari varian-varian baru yang akan terus bermunculan karena Covid-19 ini terus melakukan mutasi, mungkin saja bisa ada varian baru yang lebih ganas lagi dari yang sekarang, kita belum bisa pastikan. Jadi mumpung pemerintah sudah menyiapkan vaksin dengan gratis maka mari kita manfaatkan itu,” kata dr.Arnold.
Lanjut dr.Arnold menjelaskan bahwa masyarakat umum akan mau di vaksin pastinya setelah mereka melihat dulu nakesnya, apakah sudah divaksin atau belum. Jika nakes saja masih rendah bagaimana bisa menyarankan orang lain melakukan vaksinasi booster 2. “Nakes yang booster 2 saja masih rendah, dimana nakes harus menjadi contoh untuk masyarakat,” tegasnya.
Ditambahkan, untuk vaksin Covid-19 Booster ke-2 bagi SDM Kesehatan di Provinsi Papua Barat masih ada yang belum melakukan vaksinasi bagi tenaga kesehatannya terdapat di Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Pegaf.
dr Arnold membeberkan untuk capaian vaksin Covid-19 per-kategori dimana untuk tahap 1 bagi tenaga kesehatan dosis pertama mencapai 10884 (127,1%), dosis II 10006 (116,8%), ; sedangkan tahap II untuk petugas publik dosis pertama 85,141 (73,2%), dosis II mencapai 74565 ( 64,1%),; Tahap II lansia dosis pertama 16553 (32,6%), dosis kedua 12270 (24,1%),; Tahap III Masyarakat rentan dan umum dosis pertama 307180 (62,2%), dosis kedua 215228 ( 43,6%),; Tahap III bagi Remaja 12-17 tahun untuk dosis pertama 71281 ( 55,7%), dosis kedua 48934 (38,3%).
“Sedangkan untuk vaksinasi Covid-19 anak-anak usia 6-11 tahun dosis pertama 26266 ( 22,2%), dosis kedua 15285 (12,9%),; dan Capaian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga ( booster pertama) bagi tenaga kesehatan mencapai 6483 ( 75,7%), Booster kedua 229 ( 2,7%),; untuk pelayan publik dosis ketiga ( booster pertama ) 39531 (34,0%), untuk lansia 3844 (7,6%) dan masyarakat rentan dan umum 71804 ( 14,5%),” ungkap dr Arnold. (aa)