MANOKWARI,KLIKPAPUA.com—Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Manokwari, Norman Tambunan menyerahkan 350 zak beras kepada warga korban bencana Pasar Wosi.
“Bantuan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami. Kami turut prihatin atas musibah ini,” kata Norman Tambunan, Jumat (27/5/2022). SOKSI adalah organisasi buruh atau pekerja seluruh Indonesia, yang juga merupakan salah satu ormas sayap Partai Golkar.
Norman yang juga adalah wakil Ketua DPRD Manokwari mengaku sudah membahas terkait percepatan pemulihan Pasar Wosi di DPRD.
Norman juga mengapresiasi langkah Bupati Hermus yang akan membangun los sementara. “Progresnya sangat cepat, semoga segera terealisasi dan dapat difungsikan oleh para pedagang,” harapnya.
Sementara Ketua Depidar Soksi Papua Barat Rudi F. Timisela mengatakan keprihatinannya atas musibah ini. “Jangan lihat besar kecilnya bantuan yang ada, namun ini merupakan wujud kepedulian kami. Kami mewakili Bapak Robert Kardinal selaku Bendahara Umum Soksi Pusat dan juga anggota DPR-RI. Seharusnya beliau turun langsung ke sini, namun karena kesibukan tugas, izinkan kami yang mewakili beliau untuk menjalin silaturahmi dengan bapak/ibu sekalian,” katanya.
Rudi berharap dalam waktu dekat pedagang pasar sudah bisa kembali beraktifitas di pasar yang akan disiapkan oleh pemerintah daerah.
Nurdin, salah satu perwakilan pedagang mengucapkan rasa syukur atas kepedulian SOKSI. Selama ini aktifitas Nurdin hanya berjualan di pasar, namun adanya musibah ini dirinya harus kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan sama sekali. Sementara dirinya tetap harus membayar kontrakan dan butuh makan sehari-hari.
Iwan, salah satu perwakilan pengurus Asosiasi Pedagang Pasar Wosi mengucapkan terima kasih kepada Norman Tambunan atas kepedulian dan meluangkan waktunya berdiskusi dan menyambangi pedagang di pasar itu.
Senada dengan Iwan, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Wosi, Hakim juga bersyukur atas kepedulian teman-teman SOKSI dan berharap para pihak bisa membantu meringankan beban para pedagang selama pengerjaan pasar berlangsung. “Karena ada beberapa anggota kami yang tidak bisa bekerja dan hanya menggantungkan rejeki dari pasar,“ tuturnya. (rls/bm)