KAIMANA,KLIKPAPUA.com– Kawasan Kebun Kelapa Dalam, Kelurahan Kaimana Kota, tepatnya di RT Mambruk ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kaimana sebagai kawasan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) program Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kaimana. Program ini dikelola oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk Pemerintah Daerah.
Tampak di kawasan ini, selain jalan lingkungan berbentuk tangga sepanjang 400-an meter, didalamnya ada juga 7 unit MCK permanen, drainase, taman/ruang terbuka hijau, wadah penampungan air bersih dan beberapa lainnya, yang menjadi bagian dari 7 indikator program Kotaku.
Ketua RT Mambruk Irene Samderubun, yang juga pengurus BKM Kaimana saat ditemui mengatakan, kawasan Kebun Kelapa, khususnya RT Mambruk ini merupakan proyek percontohan program Kotaku tahap awal di Kabupaten Kaimana, dengan total dana sebesar Rp. 1 Miliar.
Penetapan kawasan Kebun Kelapa/RT Mambruk sebagai pilot project program KOTAKU ini lanjut Irene, didasarkan pada SK Bupati Kaimana Nomor: 050.13/194/XII/2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Pemukiman Kumuh di Kabupaten Kaimana.
Program ini lanjutnya, tidak hanya dilaksanakan di Kawasan Kebun Kelapa, tetapi ada 4 kawasan lainnya yang juga masuk dalam program ini, yakni; Kawasan Kampung Seram RT Komoro, Kawasan Brawijaya, Kwasan Bumsur dan Kawasan Anda Aer.
Pada empat kawasan ini, juga akan dibangun beberapa fasilitas yang sama seperti di RT Mambruk, mengacu pada 7 indikator program Kotaku yakni jalan lingkungan, drainase lingkungan, air limba, air bersih/air minum, pengelolaan persampahan dan pengamanan bahaya kebakaran yang disesuaikan dengan kondisi bangunan (keteraturan, kepadatan dan kondisi fisik).
Dijelaskan, beberapa fasilitas yang sudah dan sedang dibangun di RT Mambruk adalah 4 ruas jalan lingkungan, 7 MCK permanen terdiri dari 4 unit MCK 2 pintu dan 3 unit MCK 1 pintu yang dilengkapi ruang khusus cuci muka/tangan, taman terbuka hijau, bak penampungan air bersih permanen dan beberapa profil tank dan beberapa lainnya.
“Kita sesuaikan dengan 7 kriteria kota tanpa kumuh tadi. Kalau untuk jalan lingkungan, karena kondisi kawasannya ini berbukit maka dibangun dalam bentuk tangga. Kita tambahkan dia dengan warna supay lebih menarik dan warna itu diambil dari logo PU dan logo program Kotaku, yang kita padukan lagi dengan warna lainnya. Sedangkan MCK kita sesuaikan dengan jumlah pengguna dilengkapi dengan profil tank. MCK 2 pintu misalnya, kita tempatkan di lokasi yang bisa digunakan oleh 2-3 rumah tangga yang berdekatan dengan anggota keluarganya yang banyak. Sedangkan untuk air bersih, kita sudah sediakan beberapa profil tank dan bak penampungan permanen yang selanjutnya akan disalurkan ke rumah-rumah warga melalui sistim pipanisasi,” terang Irene, Jumat (9/10/2020).
Namun untuk pendistribusian air ke rumah warga lanjutnya, masih menunggu pipa yang saat ini belum tiba di Kaimana. Pipa dimaksud didatangkan dari luar karena harus disesuaikan dengan standar yang ditetapkan dalam RAB (Rencana Anggaran Biaya).
“Untuk pipa kita masih menunggu pasokannya dari luar karena harus sesuai RAB yang ditetapkan dari provinsi. Sedang untuk taman sebagai ruang terbuka hijau, kita sudah temukan alternatif lokasi karena sebelumnya kita terkendala izin lokasi. Itu akan segera kita bangun,” ungkapnya.
Disinggung tentang kendala yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan, Irene mengatakan, kendala yang dihadapai hanya pada saat pembangunan jalan lingkungan yang harus melewati pekarangan milik warga. Namun karena masyarakat di lingkungan RT Mambruk sangat antusias menyambut program ini, sehingga semua persoalan dapat diatasi dengan baik.
“Masyarakat disini pada intinya sangat antusias menerima program ini. Program ini memang sangat membantu, terutama bagi warga yang ada di gunung. Mereka tidak perlu lagi turun ke kali untuk ambil air, karena selain sudah ada profil tank, nanti juga akan ada pemasangan pipa dari bak penampung permanen ke pemukiman warga,” ujar Irene.
Terkait BKM, Irene secara lugas menjelaskan, BKM selaki pengelola program, dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama para RT dalam wilayah Kelurahan Kaimana Kota, dengan masa kerja selama lima tahun yakni 2020-2025. Pengurus BKM yang disepakati terdiri dari; Ketua Edi Aninam, Sekretaris Bram Rahayaan, Bendahara Irene Samderubun, serta beberapa seksi yang keanggotannya berasal dari masing-masing RT.
“BKM ini tidak ada gaji. Nanti setelah BKM terbentuk, kita sepakat lagi bentuk KSM untuk mengeksekusi pekerjaan. KSM ada 2 yaitu KSM Gunung Tabakar dan KSM Kepala Air. Kenapa dua, karena program ini harus selesai serentak dan dikerjakan sendiri oleh masyarakat. Jadi KSM inilah yang dapat upah,” tandas Irene.
Sementara terkait penyaluran dana, Irene mengatakan, dana sebesar Rp. 1 Milliar dialokasikan melalui rekening BKM, selanjutnya dari BKM langsung dialihkan ke KSM untuk langsung diteruskan ke pihak distributor bahan bangunan.
“Biaya secara keseluruhan 1 M, langsung turun ke rekening BKM, lalu dari BKM langsung ke KSM. Sampai di KSM langsung setor ke toko tempat pengambilan bahan. Sistimnya begitu, jadi dana tidak mengendap di rekening BKM maupun KSM. Dia langsung diserahkan ke toko tempat pengambilan barang,” ungkap dia.
Irene juga menjelaskan, pekerjaan sarana pendukung program Kotaku ini sendiri, diawali langsung oleh para pendamping dari provinsi. “Ada 3 orang pendamping dari provinsi yang setiap hari mengawasi. Pencairan dana setiap kegiatan juga juga dilakukan atas persetujuan mereka,” imbuhnya.
Penyelenggaraan progran Kotaku tahap pertama ini tambahnya lagi, mendapat penilaian positif dari pihak provinsi. Sehingga diharapkan pada program tahun berikutnya, ada penambahan anggaran untuk Kebupaten Kaimana.
“Jadi ini merupakan langkah awal untuk kita di Kabupaten Kaimana. Kalau berhasil, dengan penyerapan anggaran yang baik sesuai RAB, tidak menutup kemungkinan tahun depan ada penambahan anggaran lagi. Kemarin juga tim dari provinsi secara tiba-tiba turun periksa. Menurut mereka untuk tahap awal ini sudah sukses. Kami berharap ini berdampak pada adanya penambahan anggaran untuk pembangunan kawasan lainnya di tahun depan,” tutup guru PAUD Kuntum Kaimana ini. (iw)