WAMENA,KLIKPAPUA.COM– Hingga hari ketiga pasca kerusuhan di Wamena Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9/2019) lalu, jumlah pengungsi berjumlah 5000 orang. Saat ini, para pengungsi berada di Markas Kodim 1702 Jayawijaya dan Markas Polres Jayawijaya, dan sejumlah Gereja.
“Pengungsi ada sebagian besar di Kodim dan Polres Jayawijaya. Ada juga di Gereja-gereja. Jumlah keseluruhan 5000 orang,”ungkap Gubernur Papua Lukas Enembe,S.IP.MH menjawab pers, Rabu petang (25/9/2019) usai tatap muka dengan pengungsi di Kodim dan Polres Jayawijaya.
Gubernur telah menginstruksikan Dinas Sosial bekerjasama dengan Kodam dan Polda Papua untuk membuka dapur umum untuk melayani kebutuhan makanan para pengungsi. “Pemerintah siap memberikan makan kepada pengungsi,”ujarnya.
Pasokan bahan makanan seperti beras, mie instan, susu untuk bayi dan kebutuhan primer lainnya segera akan didistribusikan sehingga pengungsi mendapat pelayanan selama berada di tempat pengungsian.
Dalam tatap muka dengan gubernur bersama rombongan, para pengungsi meminta pemerintah untuk segera memulihkan keamanan, mengevakuasi korban meninggal dunia ke tempat asal, membuka dapur umum.
Mereka juga meminta pemerintah membangun kembali rumah dan tempat usaha (ruko dan kios) yang terbakar saat kerusuhan. Sedangkan pengungsi yang trauma meminta pemerintah memfasilitasi untuk dipulangkan kampung halamannya.
Sebelumnya dilaporkan, korban kerusuhan Wamena Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9/2019) terus bertambah. Hingga Rabu (25/9/2019) tercatat sebanyak 30 orang meninggal dunia.
“Hingga hari ini terdapat 30 jenazah sebagian besar saudara-saudara kita sudah diterbangkan ke Sentani dan sore ini diterbangkan ke daerah mereka masing-masing,”jelas Gubernur Enembe.
Rabu siang, Gubernur didampingi Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, Irjen Pol Paulus Waterpauw Perwira Tinggi utusan Kapolri untuk Papua, Wakapolda Brigjen Yakobus Marjuki dan Bupati Jayawijaya, John R Banua,SE.M.Si mengunjungi korban kerusuhan di RSUD Wamena dan Pengungsi di Markas Kodim dan Markas Polres Jayawijaya.
Editor: HANS BISAY