JAYAPURA,KLIKPAPUA.COM– Pemerintah Provinsi Papua mendorong percepatan agenda pembangunan universitas di lima wilayah adat.Hal tersebut, menyikapi kepulangan ribuan mahasiswa asal bumi cenderawasih dari kota studi luar daerah, pasca kasus ujaran kebencian bernada rasis dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Kota Surabaya dan Malang, Jawa Timur, 16 Agustus 2019 lalu, hingga memicu ketegangan di seluruh tanah ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Hery Dosinaen mengatakan hal itu, Kamis (19/9/2019) kepada pers di Jayapura.
Menurut ia, dengan dibangun perguruan tinggi atau politeknik di lima wilayah adat, dipastikan bakal memberikan ruang lebih besar bagi anak-anak Papua mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas.
“Makanya kita mendorong percepatan pembangunan universitas supaya anak Papua seluruhnya bisa dapat akses pendidikan di wilayahnya sendiri dengan layak,” ucapnya.
Sementara saat ini, sambung ia, Pemerintah Provinsi Papua terus berkoodinasi dengan berbagai pihak untuk berupaya mengembalikan mahasiswa asal Papua ke masing-masing Kota Studi.
Hal ini dipandang penting, sebab setiap anak bangsa memiliki hak yang sama untuk mendapat pendidikan layak di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara itu, Pemerintah Papua mencatat 2.047 mahasiswa telah kembali ke daerahnya akibat dampak kasus rasisme yang terjadi beberapa waktu lalu. Data ini sebagaimana laporan para Bupati di Papua pada pertemuan bersama Gubernur Papua Lukas Enembe di Gedung Negara Jayapura, Senin (16/9/2019) lalu.
“Mereka masih belum menyampaikan kepada Pemerintah Papua, alasan mereka pulang. Ini karena mereka masih enggan bertemu gubernur. Tapi, kita terus berupaya supaya anak-anak mahasiswa yang pulang bisa kembali mengenyam pendidikan,” tuntas Hery.
Editor : ERWIN RIQUEN