BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Papua Barat, Kamis (29/3/2021) menggelar Advokasi kegiatan Intervensi keamanan pangan dalam rangka program keamanan pangan desa (GKPD) dan pangan jajanan yang dikonsumsi anak usia sekolah (PJAS) di Kota Bintuni.
Kegiatan langsung di Buka Wakil Bupati Teluk Bintuni Matret Kokop yang menghadirkan OPD, Kepala Sekolah, Guru, Kepala Distrik serta Kepala Kampung. Kepala BPOM Papua Barat Herianto Baan mengatakan, advokasi ini merupakan program Balai POM Pusat yang direalisasikan serempak di seluruh Indonesia. Khusus untuk di Papua Barat akan ada tiga kabupaten yang terlibat dalam program ini yakni Manokwari, Teluk Bintuni dan Kaimana.
Tujuan program ini adalah selama ini, Masih banyak masyarakat yang belum menyadari dan memahami Pangan yang aman seperti apa, sehingga dengan program ini diharapkan masyarakat bisa cerdas memilih panganan yang aman terutama bagi siswa di sekolah sekolah. “Program ini sangat bermanfaat untuk masyarakat kita di Bintuni sehingga diharapkan dengan program ini masyarakat bisa tumbuh menjadi masyarakat yang sehat cerdas kuat dan bisa menjadi generasi penerus bangsa” ujarnya.
Wakil Bupati Teluk Bintuni Matret Kokop dalam sambutannya mengatakan, Kegiatan Advokasi ini memang nampak biasa saja, padahal keamanan pangan itu sangat penting untuk mencerdaskan generasi putra Putri teluk Bintuni di masa depan. “Kegiatan ini memang biasa tapi penting karena nanti ketika terjadi masalah yang berkaitan dengan makanan, kita mau minta tolong siapa, tidak ada yang mau bertanggungjawab” kata Wabup
Oleh karena itu, Matret Kokop mengimbau kepada peserta terutama sekolah dan kampung untuk mengikuti materi yang diberikan karena ini sangat bermanfaat untuk mengetahui jajanan yang aman, sehat bagi siswa dan anak anak-anak Teluk Bintuni. “Saya harap mari ikuti materi ini dengan baik supaya apa yang menjadi harapan kita bisa terwujud, Kita harus punya tanggungjawab mengamankan generasi muda kedepan karena sesuai visi misi bupati Sumber Daya Manusia (SDM) yang diutamakan yaitu maju mandiri dan berdaya saing,” ungkap Matret Kokop.
Kepala BPOM Herianto Baan dalam persentasenya menjelaskan, setelah tahapan advokasi ini direncanakan akan dibentuk pelatihan kader keamanan desa, Mengawal keamanan pangan kepada kader untuk melakukan uji sampling mandiri, sehingga mereka mengetahui sebera jauh kandungan pangan yang mereka uji, apakah berbahaya atau tidak.
Membentuk Bimtek komunitas desa seprti Karangtaruna, PKK dan lain lain, melakukan pengawasan keamanan pangan dan pemeriksaan serta monitoring dan mengawal desa ditahun sebelumnya yang sudah diintervensi. Di Teluk Bintuni direncanakan akan ada 15 sekolah yang akan terlibat dan dua kampung yakni Kampung Argosigemerai dan Banjar Ausoi. (at)