Gubernur Resmikan Masjid Agung Akbar Al-Muttaqin di Bintuni, Desain Mirip Masjid Nabawi Madinah

0
Momen peresmian Masjid Agung Akbar Al-Muttaqin di Bintuni oleh Gubernur Papua Barat,Dominggus Mandacan. (Foto: klikpapua)
BINTUNI,KLIKPAPUA.com— Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan didampingi Bupati Teluk Bintuni, Pertus Kasihiw, Selasa (10/5/2022) meresmikan Masjid Agung Akbar Al-Muttaqin Kampung Lama Distrik Bintuni.
Peresmian ditandai dengan pembukaan selubung papan nama dan pemotongan pita serta peninjauan ke dalam masjid yang didesain mirip masjid Nabawi di Madinah Arab Saudi.
Ketua panitia pembangunan Alimudin Baedu melaporkan masjid ini di bangun di atas tanah seluas 2.900 M², yang diadakan sejak 2013 atas sumbangan tanah wakaf dari mantan Wakil Bupati Akuba Kaitam (alm) 10x 40 m dan H. Haris Tahir 20 x 40 m dan pembelian sumbangan warga.
Sementara tahapan pembangunan dilakukan sebanyak 7 kali yakni tahapan pengadaan tanah, penyusunan perencanaan desain yang awalnya hanya 1 lantai kemudian di desain ulang menjadi 3 lantai dengan luas 1.225 m². Pekerjaan tanah meliputi penimbunan lokasi setinggi 2,72 m, dilanjutkan pembangunan pondasi dan struktur bangunan pada bulan September 2015 hingga 2018.
Hingga pada 2018 masjid ini sudah mulai digunakan jamaah kampung lama namun masih dilanjutkan pembangunan finishing eksterior dan interior.
Alimudin mengatakan, pembangunan masjid ini dilakukan mempertimbangkan semakin meningkatnya jamaah khususnya di kampung lama. “Banyak orang bertanya desain ini dibuat siapa, tapi ini merupakan inspirasi dari semua orang yang datang memberikan informasi masukan yang terinspirasi dengan masjid di Madinah,” ujarnya.
Masjid seluas 1.225 m² ini dibangun dengan anggaran yang diperoleh dari bantuan umat dan pemerintah baik Kabupaten Teluk Bintuni maupun Provinsi Papua Barat, dan BUMD serta bantuan swadaya masyarakat yang tidak mengikat baik bantuan berupa uang maupun material.
Total bantuan uang yang masuk dari umat Islam sebesar Rp. 857 juta, sementara total bantuan dari Pemerintah Teluk Bintuni sejak 2012 hingga 2022 sebesar Rp. 6,5 Miliar. Sementara bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat sebanyak 2 kali yakni 2017 sebesar Rp. 600 juta dan 2018 sebesar Rp. 800 juta atau Rp. 1,4 Miliar.
Sampai saat ini, masih ada sisa tahapan pembangunan yang belum selesai yakni tempat wudhu, toilet, tempat mandi, pelataran, penanaman bunga dan air mancur. Sementara untuk kantor takmir, pertemuan, TPA dan kuliner Sariah yang pelaksanaanya akan dilakukan Juni 2022.
Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, menyambut gembira dan mengapresiasi panitia yang telah bekerja keras atas pembangunan masjid ini. “Begitu indah kalau kita bisa saling mencintai hidup bersama rukun dalam keberagaman. Di Bintuni agama dikenal sebagai agama keluarga, ini merupakan warisan sejarah yang ditinggalkan nenek moyang kami, sehingga agama tidak menjadi pembatas,” katanya.
Jika mengutip ujar Bupati melanjutkan, sesuai dengan ayat terakhir Surat Al-kafirun Lakum dinukum walyadin yang artinya untukmu agamamu dan untuk agamaku, maka yang perlu dilakukan adalah mencari kesamaan, biarlah yang menjadi perbedaan tinggalkan sebagai amalan masing-masing orang.
Dihadapan Gubernur Bupati Kasihiw juga mendeklarasikan Bintuni kota religius dengan membangun sarana ibadah, itu menjadi konsen pemerintah daerah untuk memberi dukungan membangun sarana ibadah sampai akhir masa jabatan Piet dan Matret.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, mengatakan sesuai misi Papua Barat menjaga dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama. “Banyak proposal permohonan yang disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk dapat membantu, memang kita anggarkan untuk kegiatan keagamaan baik itu masjid maupun tempat ibadah lainnya, banyak yang kita sudah jawab, banyak yang belum, tapi pemprov senantiasa secara bertahap akan bantu sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada,” ujar Dominggus.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur juga berpesan masjid ini bisa memancarkan cahaya bagi umat Islam menyebarkan nilai persatuan dan kesatuan persaudaraan dan kerukunan umat beragama lebih khusus di Teluk Bintuni. “Terimakasih atas dukungannya sehingga toleransi kita di Bintuni bisa terjaga antara semua suku agama ras dan budaya dan ini modal kita untuk bangun tanah Papua,” ujarnya. (dr)

 


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.