
BINTUNI,KLIKPAPUA.com- Petani di Kampung Banjar Ausoy, Distrik Manimeri, Kabupaten Teluk Bintuni, mulai membudidayakan bawang merah dengan dukungan pendanaan dari Dana Desa (DD) 2025.
Program ini menjadi langkah awal pemerintah kampung untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
Kepala Kampung Banjar Ausoy, Sudirman, mengatakan budidaya bawang merah dijalankan dengan sistem bagi hasil antara pemerintah kampung dan petani.
Pemerintah kampung menyediakan modal, sementara pelaksanaan teknis dilakukan oleh tim petani bersama PPK.
“Kita pakai sistem bagi untung. Kampung menyerahkan anggaran ketahanan pangan, lalu ada kerja sama tim petani dengan PPK,” ujarnya.
Junaedi, salah satu petani yang menjadi pelopor program ini, menanam 200 kilogram bibit bawang merah di lahan seluas 2.000 meter persegi.
Tanamannya kini memasuki masa panen setelah kurang lebih 60 hari masa tanam. Ia memperkirakan hasil panennya dapat mencapai lebih dari satu ton.
Meski menjanjikan, Junaedi menjelaskan bahwa budidaya bawang merah memerlukan modal besar, sekitar Rp25 juta.
Dana tersebut digunakan untuk pengolahan lahan, pembelian bibit, serta obat-obatan yang harus diberikan secara rutin.
Lebih dari 12 jenis obat diperlukan dan penyemprotan dilakukan setiap dua hari sekali untuk menjaga tanaman dari serangan hama.
Ia tetap optimistis budidaya bawang merah dapat menjadi komoditas baru yang menguntungkan bagi petani di Banjar Ausoy. Junaedi berencana melanjutkan penanaman pada musim berikutnya.
“Semoga ke depannya saya bisa tingkatkan lagi, sehingga saya bisa panen lebih banyak untuk meningkatkan taraf hidup keluarga,” ujarnya.
Program budidaya ini diharapkan menjadi titik awal pengembangan bawang merah sebagai komoditas pertanian potensial di Kabupaten Teluk Bintuni. (red)




















