BINTUNI,KLIKPAPUA.com—Didampingi Pendeta Rosalina Wamafma, Anggota Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua wilayah XII, Bupati Teluk Bintuni Matret Kokop membuka resmi Rapat Kerja (Raker) ke III Klasis GKI Bintuni, Senin (2/12/2024).
Sebelum membuka Raker, diawali pelepasan jalan santai dari SP-4 jalur 9 menuju Gereja GKI Pniel Banjar Ausoy Bintuni SP-4, yang diiringi suling tambur.
Mengawali sambutan, Bupati Matret Kokop mengucapkan selamat dan sukses atas terlaksananya Raker ke III Klasis GKI Bintuni.
Bupati menyampaikan terima kasih kepada Gereja Kristen Injili, yang bersama-sama telah memberikan kontribusi dalam tugas pelayanan kepada umat GKI di Klasis Bintuni, sehingga pelaksanaan pesta demokrasi tahun 2024, dapat terlaksana dan berjalan sukses.
Ia mengimbau kepada seluruh warga GKI, untuk terus menjaga situasi dan kondisi kabupaten tersebut, agar tetap aman dan nyaman, sambil menunggu keputusan hasil pleno penyelenggara pemilu.
“Kita berharap proses perhitungan suara berjalan lancar, hingga dapat ditetapkan siapa yang akan menjadi pimpinan daerah kita 5 tahun mendatang, sekali lagi terima kasih atas kerja sama yang baik dari kita semua,” ucapnya.
Selanjutnya, lewat pembukaan Raker tersebut, Bupati Matret Kokop menyampaikan sejumlah hal penting, yakni:
Raker ini sangat penting, karena melalui Raker tersebut, gereja dapat mengevaluasi dan merencanakan setiap program yang sudah, sedang, dan akan dilakukan dalam satu tahun pelayanan.
“Kami berharap gereja juga memahami beberapa isu-isu stategis penting, yang selalu digumuli oleh pemerintah, dan dapat mempengharuhi semua sendi-sendi kehidupan, bermasyarakat dan berjemaat. Seperti masalah ketidakadilan, kemiskinan, kesejahteraan. Berkaitan dengan isu-isu penting tersebut, saya mengajak kita semua untuk memadukan setiap program kerja, dalam rangka memecahkan persoalan yang terkait dengan istu-isu tersebut,” kata Bupati.
Oleh karena itu, ia yakin Raker ini adalah wadah yang tepat untuk menghasilkan sesuatu bagi kemajuan kabupaten yang kita cintai, sesuai dengan visi misi GKI di tanah Papua.
Sebagai mitra, lanjut Bupati, pihak pemerintah akan bersinergi dalam berbagai program, karena sudah menjadi tanggungjawab bersama. Selain itu, pihaknya juga berkomitmen, untuk turut membantu setiap kegiatan-kegiatan gerejani, sesuai dengan kemampuan keuangan yang tersedia.
“Meski demikian, kami juga sadari, bahwa masih banyak permohonan yang belum bisa kami jawab, hal ini disebabkan karena kami dibatasi dengan berbagai aturan yang mengikat, terutama dalam hal memberikan bantuan keagamaan yang bersifat hibah, dan bantuan sosial,” tuntas Bupati. (red)