MANOKWARI, KLIKPAPUA.com-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat akan menggelar Sensus Pertanian 2023 (ST2023) selama dua bulan, mulai 1 Juni hingga 31 Juli. Masyarakat diminta jujur memberikan informasi data sesuai kondisi terkini pertanian di daerah ini.
Sensus pertanian yang dilakukan 10 tahun sekali bakal memberikan gambaran terkini, situasi sektor pertanian di Indonesia saat ini.
Hal ini diungkap, Plt. Kepala BPS Papua Barat, Johannis Lekatompessy, saat membuka sosialisasi ST2023 pada, Jumat (26/5/2023) di aula BPS Papua Barat.
“Sesuai jadwal, sensus pertanian tahun 2023 ini akan dilaksanakan pada 1 Juni hingga 31 Juli 2023,” ucapnya.
Dikatakan Johannis, Pendataan sensus pertanian 2023 ini, mencangkup seluruh wilayah provinsi dan kabupaten baik perkotaan maupun perdesaan tanpa terkecuali.
“Saya berharap, masyarakat dapat membantu petugas untuk dapat menyampaikan informasi pada sensus pertanian 2023 ini kepada semua pihak dan diharapkan para responden dapat memberikan informasi yang sebenarnya sesuai kondisi pertanian saat ini,” tuturnya.
Johannis juga menyampaikan, sensus tahun ini merupakan sensus pertanian ketujuh sejak kali pertama dilakukan tahun 1063 silam.
Responden yang menjadi objek sensus meliputi usaha pertanian peroarangan maupun berbadan hukum di seluruh wilayah Indoesia.
Pada sensus pertanian 2023, BPS akan mendata 7 cakupan subsektor terdiri dari tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan kasa pertanian.
Terdapat 3 cakupan unit usaha atau target pendataan sensus pertanian 2023 yaitu usaha pertanian perorangan, usaha pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian lainnya oleh bukan perorangan atau bukan perusahaan pertanian.
Johannis juga menyebut, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2023, tumbuh sebesar 3,13 persen secara yoy. Masih didominasi oleh sektor industri pengolahan 29,56 persen, sementara sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menempati posisi kelima yakni sebesar 9,30 persen.
Namun, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan paling banyak menyerap tenaga kerja paling banyak di Papua Barat sebesar 35,75 persen.
Hal tersebut menunjukkan bahwa, Ekonomi Papua Barat sudah membaik ditengah kondisi ekonomi global yang mengalami ketidakpastian. (dra)