Puluhan Warga Manokwari Jadi Korban Arisan Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

0
Khusnul bersama para korban arisan bodong menunjukkan LP, Senin (13/7/2023) (foto:elyas, klikpapua.com)

MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Niat hati ingin menabung uang dengan mengikuti arisan, sejumlah warga di Manokwari justru mengaku merugi jutaan rupiah dari kasus dugaan aksi bodong berkedok arisan dalam jaringan (daring) atau online.

Setidaknya ada 20 orang peserta arisan berskema ponzi, rata-rata korban adalah ibu rumah tangga dengan kerugian mencapai kurang lebih Rp1 miliar.

Diduga arisan tersebut diinisiatori perempuan muda atas nama Rani Apriyanti berusia 25 tahun, warga Kecamatan Bahodipo, Provinsi Sulawesi Tengah, yang kesehariannya sebagai pengurus rumah tangga.

Kejadian tersebut, viral menjadi perbincangan hangat di beberapa platform media sosial yang diunggah salah satu korban berkedok arisan online.

Tak main-main, jika emak-emak sudah kesal. Identitas terduga pelaku beserta bukti transaksipun diumbar di media sosial, dengan harapan agar tidak menambah jumlah korban hingga menuntut terduga pelaku mengembalikan sejumlah kerugian.

Kasus inipun telah dilaporkan oleh salah seorang korban ke pihak berwajib dengan Laporan Polisi (LP) Nomor: LP/B/153/VII/2023/SPKT/POLDA PAPUA BARAT per Senin, 10 Juli 2023 lalu di Polda Papua Barat.

Khusnul, salah seorang korban mengaku mengenal terduga pelaku dari media sosial berawal memesan produk makanan yang ditawarkan, seiring berjalannya waktu mulai ditawarkan arisan online.

Khusnul didampingi korban lain menyebut, nominal arisan bervariasi, mulai dari Rp100 ribu per minggu hingga Rp1 juta bahkan Rp20 juta. Dengan sistem lot atau arisan kocok dan arisan get atau jual beli dengan menggandakan modal yang dibuka sejak Februari 2023.

“Awal berjalan arisan berjalan normal, dan hasilnya dipublikasikan di media sosial, pelaku berpenampilan sopan dan sama sekali kita tidak menaruh curiga,” kata Khusnul kepada wartawan, Senin (17/7/2023).

Selain itu, yang membuat Khusnul percaya dia pernah memposting bersama salah seorang tokoh di Manokwari, serta memiliki produk usaha makanan.

Kecurigaan itu muncul ketika, terduga pelaku mulai jarang melakukan siaran langsung di salah satu paltform media sosial yang biasa dilakukan oleh terduga pelaku.

“Teman-teman korban mulai curiga pas pelaku sudah jarang memposting maupun live di facebook,” katanya.

Khusnul bersama kerabat mengaku, sudah berupaya mencari keberadaan terduga pelaku di kediamannyadi Jalan Baru, ternyata sudah tidak berpenghuni. Diketahui melalui salah satu aplikasi, posisi terakhir terduga pelaku berada di Surabaya.

“Kalau dari saya pribadi mengalami kerugian Rp15 juta, di dalam grup arisan itu ada sekitar 20 orang. Kalau ditotal jumlah kerugian bisa mencapai Rp1 muliar, soalnya korbannya tidak hanya di kota melainkan sampai ke daerah Prafi,” bebernya.

Sejumlah bukti berupa transaksi transfer antar bank, rekening atas nama Rani Apriyanti dikantongi para korban arisan online. Kasus ini dilakukan bersama tim yang tidak lain adalah suami terduga pelaku yang mengaku sebagai bos tambang emas di Manokwari.

Diungkapkan Khusnul bahwa, dari arisan itu, ada beberapa yang sudah naik tetapi uangnya tidak diterima korban. Ketika ditagih, terduga pelaku berdalih ada salah satu peserta yang membutuhkan uang hingga dibayar tidak sesuai perjanjian.

Selain itu, para korban tergiur arisan get itu dijanjikan hasilnya digandakan beberapa kali lipat. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.