MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat mencatat secara umum pada Maret 2023, tingkat kemiskinan di Papua Barat turun dibandingkan dengan September 2022.
Hal ini dikatakan Plt. Kepala BPS Provinsi Papua Barat, Johannis Lekatompessy saat rilis data kemiskinan dan ketimpangan Provinsi Papua Barat, Senin (17/7/2023) di Kantor BPS Provinsi Papua Barat.
Johannis juga menyebut, gambaran kemiskinan Papua Barat sebelum pemekaran Provinsi Papua Barat Daya. Bahwa, persentase penduduk miskin pada Maret 2023 tercatat sebesar 20,49 persen, menurun sebesar 0,94 persen poin terhadap September 2022 (21,43) dan turun sebesar 0,84 persen poin terhadap Maret 2022 (21,33).
“Secara absolut, jumlah penduduk miskin di Papua Barat pada Maret 2023 mencapai 214,98 ribu orang. Pada periode September 2022 Maret 2023 menurun 7,38 ribu orang. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2022, jumlah penduduk miskin turun 3,80 ribu orang,” kata Johannis.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2022-Maret 2023, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 1,23 ribu orang, sementara di perdesaan turun sebesar 8,60 ribu orang. Dari sisi persentase, tingkat kemiskinan di perkotaan naik dari 7,64 persen menjadi 8,23 persen dan di perdesaan turun dari 32,12 persen menjadi 29,20 persen.
Selanjutnya, Garis Kemiskinan pada Maret 2023 adalah sebesar Rp728.619,- perkapita perbulan. Dibandingkan September 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,89 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2022, terjadi kenaikan sebesar 9,47 persen.
Pada Maret 2023, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 18,03 persen di perkotaan dan 16,68 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (14,88 persen di perkotaan dan 14,23 persen di perdesaan).
Di sisi lain, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2023 sebesar 4,94 turun dibandingkan September 2022 yang sebesar 5,25. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama turun dari 1.82 menjadi 1,71.
Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan selama periode September 2021- Maret 2022 di Provinsi Papua Barat antara lain: Perekonomian yang bertumbuh, turunnya harga komoditas, angka inflasi yang terkendali serta penyaluran program perlindungan sosial yang tepat waktu.
Sementara Presentase penduduk miskin menurut provinsi pada Maret 2023, Presentasi kemiskinan tertinggi masih terkonsentrasi di provinsi Papua dan Papua Barat, pada bulan Maret 2023 penurunan kemiskinan terjadi disebagian besar provinsi kecuali Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat
“Secara nasional presentasi kemiskinan sebesar 9,36 persen terjadi penurunan sebesar 0,21 persen dibandingkan kondisi September 2022 sebesar 9,57 persen,” tukasnya. (dra)