Prof. Arif Sumantri: Keamanan Pangan Penentu Keberhasilan Program MBG

0
Ketum HAKLI Prof. Arif Sumantri menyampaikan arahannya dalam Musda III Hakli Papua Barat. (Foto: Elyas/klikpapua)

MANOKWARI– Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), Prof. Arif Sumantri, menegaskan bahwa keamanan pangan menjadi faktor penentu keberhasilan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.

Hal itu disampaikan Arif dalam Seminar Kesehatan bertajuk “Peranan Tenaga Sanitasi dalam Keamanan Pangan untuk Program Makanan Bergizi Gratis di Provinsi Papua Barat” yang digelar HAKLI Papua Barat di Manokwari, Jumat (12/9/2025).

Seminar tersebut dirangkaikan dengan Musyawarah Daerah (Musda) HAKLI Papua Barat sekaligus pelantikan pengurus baru periode 2025–2030.

“Program MBG bukan hanya soal menghadirkan makanan sehat, tetapi juga memastikan aspek sanitasi dan keamanan pangan menjadi pintu masuk utama dalam seluruh rantai penyediaan makanan, mulai dari produksi hingga konsumsi,” kata Arif.

Menurutnya, tenaga sanitarian memiliki posisi strategis dalam mendukung kebijakan nasional MBG. Meski tidak secara eksplisit disebutkan dalam regulasi, kemampuan mereka menjamin keamanan pangan sangat menentukan keberhasilan program.

“Ketika kita bersinergi dengan program nasional MBG, harus jelas posisi tenaga sanitarian. Walaupun tidak tercantum dalam Perpres, peran kita sebagai penjaga keamanan pangan sangat vital,” tegasnya.

Arif mengungkapkan, selama ini isu higiene dan sanitasi sering terabaikan dalam kebijakan. Namun melalui kerja sama dengan Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI), HAKLI, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), telah dicanangkan Gerakan Pembinaan Tempat Pengolahan Pangan Laik Higiene Sanitasi (PNGPTPPLHS) di Yogyakarta, yang kini terus digaungkan hingga ke daerah.

Selain itu, HAKLI juga menjalin kolaborasi strategis dengan sejumlah pihak, antara lain:

Bappenas, dalam penyusunan peta jalan penguatan tenaga sanitasi dan peningkatan kapasitas SDM kesehatan lingkungan.

Kementerian Kesehatan RI, melalui Direktorat Kesehatan Lingkungan untuk pembinaan teknis tenaga sanitarian, pelatihan keamanan pangan, dan penyusunan SOP pengawasan sanitasi pangan.

UNICEF Indonesia, dalam penyediaan akses air bersih, sanitasi, serta edukasi higiene (WASH) bagi anak usia sekolah, terutama di wilayah timur Indonesia, termasuk Papua Barat.

Arif berharap, kerja sama tersebut dapat memperkuat peran tenaga sanitasi agar tidak hanya dilibatkan dalam aspek teknis, tetapi juga secara strategis dalam setiap kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat, khususnya mendukung suksesnya program MBG. (dra)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses