MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melepas ekspor ke pasar global untuk 133 pelaku usaha yang ada di Indonesia, termasuk komoditas Papua Barat.
Pelepasan ekspor ke pasar global di Provinsi Papua Barat dilaksanakan di Pelabuhan Manokwari, yang dihadiri Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, Pjs Bupati Manokwari Robert Rumbekwan, Pjs Bupati Manokwari Selatan,H. Musa Kamudi serta perwakilan dari UKM dan non UKM yang ada di Kabupaten Manokwari.
Presiden dalam sambutannya mengatakan, Indonesia mengalami ketinggalan di dalam ekspor, namun tak boleh pesimis, harus mulai melakukan langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah pembenahan dalam reformasi besar-besaran terhadap ekosistem usaha bagi eksportir dalam negeri.
Adanya ekspor hari ini membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi devisit transaksi berjalan. Disituasi pandemi dan ekonomi global yang sedang lesu saat ini, tentu berdampak pada pasar ekspor yang pasti menurun.
“Namun kita tidak boleh menyerah, harus melihat lebih jeli, melihat peluang pasar yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sedang mengalami pandemi. Potensi kita masih sangat besar, dari sisi keragaman produk , kreatifitas, dan kualitas dari sisi volume dan tujuan negara. Kuncinya pro aktif dan jangan pasif,” kata Presiden saat melakukan pelepasan ekspor ke pasar global secara virual yang diikuti beberapa provinsi, Jumat (4/12/2020).
Presiden mengaku senang dengan membaca laporan ekspor Indonesia periode Januari- Oktober 2020 yang mengalami surplus 17,07 miliar US Dollar, dari Kopi, Garmen, Home Decor, Funiture, Perikanan, Mananan dan Minuman. Namun dengan pencapaian tersebut, lanjut Presiden, tidak boleh membuat kita puas, karena potensi pasar eksportir masih belum semua tergarap.
Menurut Presiden, kita juga masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain dalam menangkap dunia ekspor. Misalnya eksportir kopi, tahun 2019 Indonesia produsen kopi terbesar nomor empat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Colombia.
Namun Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke delapan di dunia, kalah dengan Brasil, Swiss, Jerman, Colombia, bahkan oleh Vietnam. “Jadi potret ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dengan Vietnam pada tahun 2019 mencapai 2, 22 miliar US Dollar,” ungkap Presiden.
Sedangkan kinerja ekspor kopi Indonesia tahun 2019 berada di angka 883,12 juta US Dollar, begitu pula dengan komoditi expor yang lain juga masih tertinggal. Indonesia menjadi produsen Garmen terbesar ke delapan dunia, tapi kenyataannya menjadi eksportir Garmen ke- 22 terbesar di dunia.
Selain itu juga menjadi produsen kayu ringan terbesar di dunia, termasuk kayu sengon dan jabon, tapi menjadi eksportir home decor ke 19 terbesar bagi dunia, bahkan kalah dengan Vietnam. “Dan kita hanya di peringkat 21 terbesar dunia dalam ekspor produk funiture, kita dikenal sebagai negara produsen produk perikanan terbesar kedua dunia, namun potret eksportinya juga masih diperingkat ke-13 dunia. Inilah fakta-fakta yang harus saya sampaikan,” tegasnya.
Satu persatu persoalan yang menghambat kinerja eksport harus dicermati dan dicarikan solusi regulasinya, yang rumit segera disederhanakan, prosedur birokrasi yang menghambat segera dipangkas dan segera percepat negosiasi perjanjian-perjanjian kemitraaan ekonomi komprehensif CEPA ( Comprehensive Economic Partnership Agreement ), terutama dengan negara-negara potensial yang menjadi pasar produk-produk ekspor kita. “Dan berbagai perjanjian perdagangan yang sudah ada segera dioptimalkan sambil terus mencari pasar-pasar baru di negara-negara non tradisional, sehingga pasar ekspor kita semakin luas,“ katanya.
Presiden menyampaikan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) harus mampu menjadi marker inteligen untuk daya saing eksportir, khusunya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus perlu ditingkatkan. “Gandeng UKM di seluruh Indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat untuk memenuhi order players, perkuat kerjasama dengan perbankan dan lembaga pembiayan ekspor Indonesia.
Kita harus perbanyak program seperti ekspor, kita harus penuhi apa yang menjadi standar pasar global dengan brand yang kuat dan dengan packaging yang semakin baik. Ini yang akan meningkatkan eksportir kita,” jelas Presiden. Presiden juga mengingatkan agar kegiatan pelepasan ekspor seperti ini tidak hanya seremonial semata, tapi menjadi momentum yang berkelanjutan dan menghasilkan ekspor yang terus meningkat. (aa)