JOGJAKARTA,KLIKPAPUA.com–Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw didampingi Sekda Nataniel D. Mandacan yang juga merupakan Ketua Umum LPPD Papua Barat resmi menyerahkan piala presiden untuk diperebutkan kembali dalam ajang Pesparawi Nasional XIII yang berlangsung di Kota Jogjakarta.
Mengenakan Batik Papua berwarna merah dan mahkota bulu Kasuari, Piala Presiden yang sebelumnya di raih oleh Papua Barat di Pesparawi Nasional XII di Pontianak diserahkan kepada Wakil Menteri Agama Republik Indonesia untuk selanjutnya diserahkan kepada tuan rumah penyelenggara.
Untuk Pesparawi Nasional kali ini, Kontingen Papua Barat hadir dengan 308 peserta dan mengikuti 12 mata lomba diantaranya PSRP, Paduan Suara Wanita, Solo Remaja Puteri, Solo Remaja Putera, Vocal Group, PSA, Solo anak 7-9 tahun, Solo Anak 10-13 tahun, Musik Gerejawi Nusantara, Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Pria dan Musik Pop Gerejawi.
“Pesparawi Nasional ke XIII tahun 2022 ini memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu untuk mengembangkan pemahaman, penghayatan, pengamalan ajaraan agama bagi umat kristiani melalui sebuah perlombaan untuk menyanyikan kidung pujian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Menteri Agama dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi.
Disampaikan juga bahwa Pesparawi merupakan sarana untuk meningkatkan wawasan keagamaan bagi umat kristiani melalui persembahan puji-pujian.
“Kehadiran peserta dari 34 provinsi di seluruh Indonesia merefleksikan suasana kesemarakan kehidupan umat beragama sehingga diharapkan dapat memberi makna, pengalaman dan pembinaan keagamaan secara terpadu. Menyatunya para peserta dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang yang berbeda adat istiadatnya, suku, Bahasa dan budaya diharapkan dapat memperkaya wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan kita,” kata Zainut Tauhid Sa’adi.
“Pesparawi juga memiliki makna ganda baik dalam membangun hubungan interen umat kristiani sendiri maupun dalam membangun hubungan antar umat beragama di Indonesia secara menyeluruh. Maka tepatlah jika pesparawi disebut sebagai salah satu implementasi moderasi beragama karena dalam pesparawi, sekat-sekat maupun dinding pemisah diganti dengan tali persaudaraan,” ucap Zainut Tauhid Sa’adi.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai Pesparawi selaras dengan ajaran moral khas Jogja yakni Sawiji, Greget, Sengguh, dan Ora Mingkuh.
“Sawiji berarti penjiwaan total tanpa menjadi tak sadarkan diri, Greget adalah bersemangat tanpa menjadi kasar, Sengguh adalah percaya diri namun tetap low profile, dan Ora Mingkuh adalah pantang mundur, dengan disiplin dan tanggung jawab,” terang Sri Sultan.
Sebelumnya, saat bertemu kontingen Papua Barat Minggu Kemarin, Penjabat Gubernur Papua Barat meminta seluruh peserta Pesparawi untuk menjaga kesehatan agar bisa memberikan penampilan terbaik guna meraih hasil maksimal dalam Pesparawi XIII ini.
“Pesan saya kepada seluruh peserta untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat dan memiliki stamina yang prima. Ini sangat penting, karena bila kondisi tubuh menurun apalagi sampai sakit, tentu kalian tidak akan dapat bernyanyi dengan baik dan optimal,” pesan Paulus Waterpauw.
“Kita adalah sebagai Juara bertahan. Jadi saya harapkan agar seluruh peserta wajib menanamkan mental juara yang membaja. Harumkan nama daerah kalian dengan prestasi kalian yang terbaik,” sambungnya.
Papua Barat sendiri masuk nomor undian 10 dan dijadwalkan tampil pada Rabu (22/06/22) mendatang.
Pantauan awak media, pembukaan Pesparawi Nasional ke XIII yang berlangsung Senin (20/06/22) Malam di Kompleks candi Prambanan yang merupakan candi umat Hindu terbesar di Indonesia turut dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hemengkubowono ke X, Ketua Umum Pesparawi Nasional ke XIII, Plt Dirjen Bimas Kristen, Plt Dirjen Bimas Katolik, Kepala Kantor Kementerian Agama Seluruh Indonesia.(adv)