Petani Kebar Dibekali Cara Mengelolah Kacang Tanah Jadi Produk Bernilai

0
Workshop kewirausahaan pengolahan Kacang Tanah bagi petani kacang Kebar di Fakultas Teknologi Pertanian Unipa. (Foto: Ist)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Kementerian Sosial RI bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Unipa dan Koperasi Tambrauw Maju Bersinar mengelar workshop kewirausahaan pengolahan Kacang Tanah bagi petani kacang Kebar, selama 4 hari bertempat di Kampus Fakultas Teknologi Pertanian Unipa.
Ketua Koperasi Tambrauw Maju Bersinar Yohanis Ajoi, Rabu (6/7/2022) mengatakan, berangkat dari keprihatinannya melihat potensi pertanian di wilayahnya yang tidak dimanfaatkan dengan maksimal, terlebih kacang tanah komoditas unggul di Kebar, sehingga harus ada inovasi yang dilakukan khususnya oleh generasi muda Kebar.
Dengan demikian perlu dilakukan peningkatan kapasitas petani agar mereka dapat mengolah kacang tanah menjadi produk yang lebih ekonomis dan memiliki nilai jual tinggi. “Harapannya setelah mereka mengikuti pelatihan ini, bisa mengolah kacang jadi berbagai produk yang sesuai standar dan tidak jual mentah lagi yang buat mereka rugi karena harga jualnya tidak sesuai,” ujar Ajoi.
Ajoi menambahkan melalui wadah koperasi tersebut, bisa dijadikan untuk menampung, mengolah dan memasarkan hasil olahan kacang tersebut untuk perputaran ekonomi masyarakat kampung khususnya di Kebar raya.
“Selanjutnya melalui wadah koperasi ini bisa dijadikan untuk menampung, mengolah dan memasarkan hasil olahan kacang tersebut untuk perputaran ekonomi masyarakat kampung khususnya di Kebar raya,” sambungnya.
Sementara itu, Koordinator Workshop Kewirausahan Sosial Pengolahan Kacang Tanah Ir. Budi Santoso MP.,Ph.D, mengatakan diawal pihaknya telah memberikan pembekalan kepada peserta seperti, cara panen, penangan pasca panen, cara pengolahan kacang tanah yang baik, teknik packaging (kemasan) dan bisnis plane. Kemudian dilanjutkan dengan membuat produk.
“Ada lima produk yang kami berikan saat praktek sekarang yaitu kacang disco original,kacang disco rasa pedas, kacang telur, kacang bawang original dan kacang bawang pedas,” jelas Budi.
Budi berharap pelatihan tersebut bisa dimanfaatkan dan diimplementasikan oleh peserta setelah kembali ke Kebar, mengingat potensi kacang di wilayah tersebut sangat baik. “Dengan cara mengolahnya seperti ini tentunya akan menjadi nilai tambah pada produk kacang tanah, dan selanjutnya bisa juga dikembangkan menjadi selai kacang atau minyak dari kacang dan lain sebagainya,” pungkas Budi. (rls/bm)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.