Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, Diserukan Mencari Solusi Terhadap Polusi Plastik

0
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Papua Barat mengelar apel bersama di lingkup DLH yang diikuti siswa/i SD, SMP dan instansi terkait, Senin (5/6/2023) di kantor DLH Papua Barat. (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Memperingati  Hari Lingkungan Hidup Sedunia,  Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Papua Barat mengelar apel bersama di lingkup DLH yang diikuti siswa/i SD, SMP dan instansi terkait.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Pembangunan Niko U Tike saat membacakan sambutan  tertulis Menteri Lingkungan dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengatakan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diselenggarakan setiap 5 Juni dimulai ketika Majelis Umum PBB tahun 1972 menetapkannya saat Konferensi Stockholm.
Program Lingkungan PBB (UNEP) telah mengumumkan Pantai Gading yang  menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, dengan tema Solusi untuk Polusi Plastik (Solutions to Plastic Pollution) dengan mengusung kampanye #beatplasticpollution.  Polusi plastik adalah ancaman nyata yang berdampak pada setiap komunitas di seluruh dunia.
Melalui Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, diserukan kepada semua stakeholders, untuk bersama-sama menemukan dan memperjuangkan solusi untuk polusi plastik ini.
“Sesuatu yang bersejarah telah terjadi pada sesi kelima United Nations Environment Assembly (UNEA-5.2) pada 2 Maret 2022 yang bertempat di Nairobi, Kenya,” ungkap Staf Ahli Gubernur Niko Tike saat membacakan sambutan menteri di kantor DLH Papua Barat, Senin (5/6/2023).
Dikatakan, sebanyak 175 perwakilan dari negara-negara di dunia menyatakan dukungannya terhadap kesepakatan internasional untuk mengakhiri polusi plastik. Resolusi yang diadopsi tersebut disebut sebagai “Resolusi Polusi Plastik” (Plastic Pollution Resolution) dan secara spesifik membahas soal penanggulangan polusi plastik dalam satu siklus penuh, mulai dari sumbernya sampai ketika berakhir di laut.
Diproyeksikan perumusan rancangan perjanjian global yang mengikat secara hukum dengan target rampung di akhir tahun 2024.
Perjanjian yang mengikat tersebut diharapkan akan mengakomodir beragam alternatif solusi yang bisa ditempuh untuk menyelesaikan masalah plastik dari siklusnya. Hal itu antara lain dengan merancang produk dan material yang bisa didaur ulang dan digunakan kembali, sampai pada mendorong kolaborasi internasional untuk memfasilitasi pemerataan akses teknologi, peningkatan kapasitas SDM, serta kerja sama teknis dan keilmuan.
“Resolusi Plastik ini langkah besar dalam upaya dunia memerangi polusi plastik, mengingat semakin mengkhawatirkannya permasalahan plastik yang ikut berperan dalam tiga jenis krisis yang melanda planet kita: perubahan iklim, kehilangan biodiversitas, serta polusi,” tuturnya.
Resolusi ini sekaligus menunjukkan komitmen dunia yang bersungguh-sungguh dalam mengatasi permasalahan plastik. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh setiap negara, dan tidak punya banyak waktu. “Solusinya ada di tangan kita, sejumlah solusi bahkan sudah dan sedang dijalankan. Sisanya tergantung pada kemauan dan komitmen kita,” katanya.
Dengan ilmu pengetahuan dan solusi yang tersedia untuk mengatasi masalah ini, pemerintah, pelaku bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya harus meningkatkan dan mempercepat tindakan untuk mengatasi krisis ini. Hal ini menekankan pentingnya Hari Lingkungan Hidup Sedunia dalam memobilisasi aksi transformatif dari seluruh penjuru dunia, kepada negara-negara untuk mengambil tindakan-tindakan dalam rangka mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut, yang meliputi segala sumber pencemaran lingkungan laut. Juga amanat untuk untuk mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut dari sumber daratan, termasuk di dalamnya sumber yang berasal dari sungai-sungai, muara-muara, pipa-pipa dan fasilitas pembuangan lainnya, yang kita pahami berada dalam yurisdiksi masing-masing negara.
Ditambahkan, yang mana sampah plastik yang berakhir di lautan sebagian besar dihasilkan dari sumber polusi darat yang membutuhkan penanganan dengan kerangka hukum dan kelembagaan dalam proses pengelolaan sampah yang komprehensif, dengan implementasi yang efektif di tingkat nasional dan daerah sangat diperlukan, termasuk pengawasan dalam siklus hidup produk plastik, daripada mengatur pendekatan pencegahan terhadap polusi limbah plastik dari daratan.
“Pengaturan tersebut mencakup langkah-langkah yang lebih spesifik dalam rangka menangani masalah produksi, transportasi, konsumsi, perdagangan, dan perlakuan akhir masa pakai plastik dan sifat aditifnya,” tuturnya.
Dia mengajak semua pihak untuk terus menggalakkan berbagai langkah dan upaya untuk mendorong kehidupan yang berkelanjutan secara kondusif agar lingkungan sehat. “Sebagai negara dengan kearifan lokal yang tinggi, mari kita hidupkan kembali dan tanamkan pengetahuan dan pendekatan modern inovatif menuju negara yang lebih bersih, hijau dan bebas plastik,” katanya.
“Sebagai bagian dari perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2023, mari kita lakukan pembersihan plastik di pantai-pantai, kawasan konservasi, bantaran sungai, tempat-tempat umum dan banyak lagi, sehingga dapat memperkuat budaya kehidupan berkelanjutan kita. Mari kita terus menjaga keseimbangan manusia dan alam,” pungkasnya. (aa)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.