MANOKWARI, KLIKPAPUA.com – Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manokwari, Riko Rikson Iba, menyoroti kebijakan penerimaan Calon Siswa Bintara (Casis) Polri di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) yang dinilai tidak mengakomodir putra-putri asli suku Arfak.
“Banyak anak-anak dari empat suku di Pegaf tidak lolos pada penerimaan Casis Bintara Polri, dan hanya lima orang saja yang lolos pada tahapan akhir,” ungkap Riko pada konferensi Pers, Senin (1/7/2024) bersama sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda.
Dia mendesak Kapolda Papua Barat untuk mengakomodir anak-anak yang telah mengikuti seleksi dari tahap awal hingga akhir ini dengan menerima setidaknya 50 persen dari jumlah Casis Pegaf yang mengikuti tes.
“Kami yakin, anak-anak Asli Pegaf mempunyai potensi menjadi anggota Polri. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus Kapolda Papua Barat dengan memberikan kebijakan khusus,” tegasnya.
Senada dengan Riko, tokoh pemuda Fakfak, Abdul Hamid Baraweri, mempertanyakan janji Kapolda Papua Barat yang akan mengutamakan anak yatim dalam penerimaan Casis Bintara Polri.
“Mana janji bapak Kapolda yang akan mengutamakan anak yatim? Casis yatim dari Fakfak semua tidak lulus. Kami tidak tahu harus mengadu kemana, hanya menunggu kebijakan Kapolda,” keluhnya.
Sementara itu, Septer Inyomusi, salah satu orang tua casis dari Pegaf, meminta Kapolda Papua Barat memberikan kebijakan untuk menerima putra-putri asli Arfak untuk mewakili Pegaf.
“Kami minta kepada Bapak Kapolda untuk bisa menerima anak-anak Arfak yang ikut tes mewakili Pegaf,” pintanya. (rls)