Olahraga Lari Sedang Populer, Ini 4 Spot Favorit di Manokwari

0
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Olahraga lari saat ini sedang populer di Indonesia, termasuk di Manokwari, Papua Barat, terutama di kalangan anak muda.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang mengikuti olahraga lari, ada empat spot favorit yang digunakan lari yakni di Sport Center Unipa, Lapangan Kodim 1801 Manokwari, Lapangan Mako Brimob dan juga di area Bandara Rendani Manokwari.
Popularitas olahraga lari di masyarakat saat ini mencerminkan kesadaran yang semakin meningkat akan pentingnya kesehatan fisik dan mental.
Dilansir dari laman Kemenkes, lari merupakan olahraga yang sangat mudah dan murah. Selain baik untuk kesehatan jantung, lari juga efektif menurunkan berat badan. Keunggulan ini membuat banyak orang tertarik mencoba untuk mulai berlari.
Namun, ternyata mereka mendapatkan masalah seperti “nafas tidak kuat, cepat capek, kaki jadi sakit” dan akhirnya memutuskan untuk berhenti berlari. Pelari pemula biasanya terlalu bersemangat dan secara tidak sadar berlari terlalu jauh melebihi kemampuan sehingga memberikan efek buruk bagi tubuh.
Jika kamu paham beberapa tips berikut, maka pondasimu sebagai pelari pemula bisa bagus dan memperkuat kemampuan fisikmu.
  • Tidur Lebih Awal
    Waktu tidur yang cukup (7-8 jam) dapat membuat tubuh lebih segar dan bertenaga. Lakukan tidur lebih awal dan mulailah berlari pukul 5-6 pagi saat udara masih terasa sejuk dan nyaman untuk berolahraga.
  • Sarapan Ringan
    Agar dapat berolahraga dengan nyaman dan bertenaga, tubuh membutuhkan asupan energi dari karbohidrat ringan. Konsumsilah telur rebus, energy bar, biskuit, atau kurma. Tak lupa ditemani kopi, teh, atau susu hangat untuk merangsang otak agar dapat terjaga. Pastikan juga air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
  • Lakukan Pemanasan
    Pemanasan untuk melemaskan sendi, otot, dan tendon dengan melakukan gerakan secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh anggota tubuh.
  • Tidak Memaksa Tubuh
    Sangat penting bagi pemula untuk menaikkan durasi dan jarak lari secara bertahap agar tidak memaksa tubuh. Gunakan metode walk and run agar intensitas latihan di awal menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Polanya dengan jalan kaki – lari – jalan kaki – lari dan seterusnya.
  • Durasi dan Jarak Lari
    Durasi pelari pemula sebaiknya sekitar 20-30 menit per lari. Setelah beberapa minggu rutin berlari, tambahkan sebanyak 5-10 menit. Larilah secara rutin sebanyak 2-4 kali tiap minggu. Jarak lari terbaik untuk pemula sangat bervariasi tergantung pada kondisi fisik. Namun, pelari pemula biasanya menjadikan jarak 3 km sebagai target awal sebelum mulai lari lebih jauh lagi.
Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan untuk melindungi tubuh dari efek samping lari. Sebagai langkah awal pendinginan, sebaiknya jangan langsung duduk. Jalan kaki 5-10 menit diikuti dengan stretching seluruh badan agar membantu otot dan jantung untuk cool down dan kembali ke kondisi normal.
Bikin Konten
Riset terbaru menunjukkan hobi generasi Z di Indonesia yang bikin konten olahraga lalu mengunggahnya di media sosial bukan semata ingin pamer atau flexing, namun dipengaruhi ciri khas generasi Z yang merupakan digital native dan suka menginspirasi orang lain.
Hal ini diungkap dalam riset yang dilakukan oleh Kantar Indonesia bertajuk “360:GenZ Data” melibatkan 4000 responden dari berbagai generasi secara spesifik 1200 responden Gen Z di 40 lebih kota yang ada di Indonesia.
“Nah ini yang paling penting dari motivasi mereka posting konten olahraga di sosial media ialah untuk inspiring the others. Karena awalnya mereka juga merasa terinspirasi dari postingan teman-temannya. Akhirnya mereka juga ikut dan ingin menginspirasi lewat olahraga ini sehingga ini harus diapresiasi,” kata Director of Kantar Indonesia Dwi Anggraeni.
Riset tersebut mengungkap dominasi peserta riset yakni 64 persen generasi Z memang selalu mengunggah konten mengenai kegiatan sehari-harinya termasuk mengenai hobi olahraga.
Secara lebih rinci, riset tersebut menunjukkan bahwa 80 persen Generasi Z menjadikan kesehatan dan kebugaran tubuhnya sebagai suatu makna kebahagiaan dalam menjalani kehidupan.
Maka dari itu tidak heran, dalam hal menjaga kebugaran tubuh secara aktif generasi Z mendapatkan hasil 1,8 kali lebih baik dibanding generasi pendahulunya baik dari generasi milenial dan generasi X.
Ketika membahas jenis olahraganya, gen Z rupanya memiliki minat olahraga di luar ruangan seperti futsal, sepak bola, basket, dan olahraga lainnya 1,9 kali lebih besar dibandingkan dengan generasi X.
Meski begitu, untuk generasi Z juga termasuk golongan yang menyukai juga kegiatan olahraga di dalam ruang seperti olahraga yoga hingga pilates yang sedang tren.
Tercatat minat mereka 2,3 kali lebih besar daripada generasi X terhadap olahraga-olahraga yang sedang tren tersebut.
Selain ingin menginspirasi, alasan generasi Z kerap mengunggah konten-konten olahraga di media sosialnya ialah untuk melakukan dokumentasi untuk setiap capaian baru yang dikerjakannya.
“Ada salah satu responden dia bilang dia bisa ingat kapan pertama kali di berhasil 5K, 10K, dan pertama kali maraton karena postingan media sosial. Ada juga yang dulu melihat progresnya dalam headstand, kalau dulu dia butuh berkali-kali jatuh, sekarang ternyata cuma satu kali coba sudah berhasil. Nah posting-posting konten ini artinya sangat impactful dan memotivasi mereka,” kata Dwi.
Tidak berhenti sampai di situ, kebiasaan generasi Z mengunggah konten olahraga juga dipengaruhi faktor bahwa mereka merasa bisa mendapatkan dukungan dari pengikutnya sehingga akhirnya merasa lebih semangat menjaga kebugaran dan mereka juga merasa bisa terhubung dengan komunitas yang memiliki minat yang sama.
Salah satu platform media sosial yang menangkap animo positif dari generasi Z terhadap olahraga ialah TikTok. Meningkatnya konten-konten bertemakan olahraga di Indonesia juga sebanding dengan semakin banyak generasi muda yang menyadari pentingnya kesehatan tubuh.(tim)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.