MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Pandemi Covid-19 belum usai, mutasi virus terus terjadi dan tak terhindarkan. Virus mudah bermutasi karena sifatnya naturalnya yang tidak memiliki perangkat sebagai editor gen pada proses penggandaan DNA/RNA akibatnya virus mengalami evolusi lebih cepat dan menghasilkan varian baru.
Selain varian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5, kini para ahli telah menemukan Subvarian Omicron terbaru yang memicu kekhawatiran yaitu BA.2.75 atau disebut “Centaurus”.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Provinsi Papua Barat dr. Arnoldus Tiniap saat ditemui klikpapua.com di RSU Provinsi Papua Barat, Kamis (28/7/2022).
Subvarian BA.2.75 “Centaurus” ini pertama kali dilaporkan di India, Australia, Amerika, Inggris, Kanada, Selandia Baru. Centaurus disebut penularannya lebih cepat dan mampu menginfeksi orang yang pernah terpapar Covid-19.
“Untuk Subvarian dari Omicron ini, dampak dari Centaurus belum diteliti apakah seperti Delta atau seperti apa, namun untuk gejala-gejalanya mirip seperti Umicron karena dia sub varian dari Umicroon,” ungkapnya.
Tambahnya karena ini merupakan mutasi dari Umicron sehingga sebagian gejala mirip seperti Umicroon. Umicroon gejalanya lebih ringan dibanding dengan Delta, tapi meskipun lebih ringan tidak pernah bisa tahu bahwa apakah ini varian terakhir.
“Sehingga itu menjadi perhatian bagi kita, meskipun kita tidak harus panik sebenarnya, yang penting kita harus menerapkan protokol kesehatan dan yang paling penting itu lagi kita melakukan vaksinasi,” ucapnya.
Dua upaya ini terus dilaksanakan masyarakat yang sudah mulai jenuh dengan protokol kesehatan maka harus vaksin, dengan vaksin dapat melindungi diri dari dalam. Sehingga jika terpapar terinfeksi, tidak sakit.
“Kita berharap masyarakat tetap harus patuhi protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi karena itu dua upaya yang paling penting yang bisa kita lakukan saat ini,” tutupnya.
Fakta-fakta tentang kasus infeksi Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus yang terdeteksi di Indonesia diungkap oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dia sudah menyampaikan perihal deteksi BA.2.75 itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Ini (BA.2.75) juga sudah masuk di Indonesia satu ada di Bali karena kedatangan dari luar negeri, dua ada di Jakarta. Kemungkinan besar transmisi lokal sedang kita cari sumbernya dari mana,” kata Budi dalam Keterangan Pers Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, 20 Juli lalu, yang dikutip dari kompas.com. (aa)