MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Ketua Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), Judson Ferdinandus Waprak mendorong sinergi yang lebih erat antara BP Tangguh, dengan pemerintah daerah dan masyarakat lokal untuk mempercepat pembangunan ekonomi berbasis adat di Teluk Bintuni.
Dalam kunjungan kerja ke Distrik Babo dan Sumuri, Judson menekankan pentingnya peran industri dalam memberdayakan masyarakat terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja.
“BP Tangguh merespons baik usulan MRPB untuk membuka akses bagi pekerjaan-pekerjaan kecil yang dapat dikerjakan oleh masyarakat lokal,” tuturnya, Jumat (18/10/2024).
Hal ini diharapkan akan terealisasi pada tahun 2025, dengan pembukaan akses pagar LNG Tangguh untuk pekerjaan di luar proyek yang dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
“Pembukaan akses ini akan sangat membantu, terutama dalam pengembangan usaha-usaha kecil seperti laundry, maintenance service, serta peningkatan ekonomi lokal melalui pemanfaatan fasilitas di kampung-kampung,” jelasnya.
Waprak juga menyoroti pentingnya pengembangan sektor pertanian lokal, seperti produksi jagung, yang dapat mendukung industri peternakan ayam petelur di wilayah tersebut.
Selain itu, ia menekankan bahwa sinergi antara BP Tangguh, Genting Oil, dan perusahaan-perusahaan lain harus difokuskan pada pemberdayaan masyarakat adat Papua Barat, khususnya dalam penyediaan kebutuhan ekonomi lokal.
“Kami berharap perusahaan-perusahaan ini bisa lebih banyak bekerja sama dengan koperasi lokal atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengoptimalkan potensi ekonomi lokal,” ungkapnya.
Selain itu, Waprak juga mengapresiasi langkah BP Tangguh yang berencana untuk membangun fasilitas air bersih di kawasan Fakfak dan mengembangkan peternakan ayam petelur di sekitar LNG Tangguh. Langkah ini dinilai sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, baik dari segi gizi maupun peningkatan kesejahteraan.
Waprak berharap pemerintah pusat, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dapat memberikan perhatian lebih pada percepatan pembangunan ekonomi berbasis masyarakat adat di kawasan industri Papua Barat.
“Kami ingin investasi yang ada di Papua Barat benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat adat setempat,” tegasnya.
MRPB juga mendesak agar perusahaan-perusahaan migas seperti Genting Oil lebih mengutamakan putra daerah dalam proses rekrutmen tenaga kerja.
“Putra-putri asli Papua Barat harus mendapatkan prioritas dalam setiap tahapan pekerjaan di industri migas dan konstruksi,” kata Waprak, seraya berharap sinergi ini dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Papua Barat secara luas. (aa)