
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat jumlah penduduk miskin di wilayah tersebut mencapai 106,90 ribu jiwa pada Maret 2025.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 1,38 ribu jiwa dibandingkan posisi September 2024 yang tercatat sebanyak 108,28 ribu jiwa.
Data tersebut disampaikan Kepala BPS Papua Barat, Merry, dalam rilis resmi bertajuk Profil Kemiskinan Papua Barat dan Papua Barat Daya Maret 2025 pada, Jumat (25/7/2025).
Secara persentase, tingkat kemiskinan di Papua Barat turun dari 21,09 persen pada September 2024 menjadi 20,66 persen per Maret 2025.
“Penurunan kemiskinan ini terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan,” ujar Merry.
BPS merinci, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan turun dari 15,18 ribu orang menjadi 14,94 ribu orang, sementara di wilayah perdesaan turun dari 93,11 ribu orang menjadi 91,95 ribu orang.
Menurut BPS, penurunan angka kemiskinan di Papua Barat turut didorong oleh meningkatnya pengeluaran rumah tangga penduduk berpenghasilan rendah.
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan pada kelompok Desil 1, 2, dan 3 masing-masing naik sebesar 9,15 persen, 2,15 persen dan 3,57 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan garis kemiskinan yang hanya 1,76 persen.
“Ini menunjukkan kemampuan konsumsi kelompok terbawah meningkat, yang ikut mendorong penurunan angka kemiskinan,” jelas Merry.
Bersamaan dengan penurunan kemiskinan, tingkat ketimpangan pengeluaran di Papua Barat juga menunjukkan perbaikan.
Fini Ratio tercatat sebesar 0,374 pada Maret 2025, menurun dibandingkan 0,385 pada September 2024.
Namun demikian, struktur pengeluaran kelompok miskin masih didominasi oleh komoditas makanan, terutama beras dan rokok kretek filter.
BPS mencatat sumbangan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan di Papua Barat mencapai 71,67 persen di perkotaan dan 76,03 persen di perdesaan.
“Beras dan rokok masih menjadi pengeluaran utama kelompok miskin, yang perlu jadi perhatian dalam penyusunan kebijakan perlindungan sosial,” tambah Merry. (dra)