MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Otsus memberikan apresiasi dan menyambut baik apa yang dilakukan ‘Jerat Papua’ dalam melaksanakan loka karya membangun jejaringan dalam tantangan perubahan status atas tanah dan hutan dalam bisnis investasi di tanah Papua. Ini disampaikan Anggota DPR Fraksi Otsus Mudasir Bogra ketika ditemui, Jumat (18/12/2020) di Aston Niu Hotel Manokwari.
Dikatakan Mudasir, bahwa kehadirannya untuk mendengar langsung gagasan, rumusan dari LSM-LSM tersebut untuk nasib masyarakat adat dalam perubahan status atas tanah dan hutan adalam bisnis investor di tanah Papua.
Tentu menurut dia, ada beban yang harus ditanggapi lewat fraksi Otsus yaitu melalui masukan yang disampaikan untuk selanjutnya melewati mekanisme kedewanan. “Ini penting terkait dengan penguatan-penguatan perlindungan terhadap masyarakat adat dalam rangka menghindari konflik-konflik bisnis investasi di Papua yang selama ini masyarakat menjadi korban,” ujar Mudasir.
Menurut Mudasir, dalam kegiatan DPR Fraksi Otsus kedepan pihaknya akan melibatkan LSM-LSM yang ada di Papua Barat untuk sama-sama duduk membicarakan hal-hal yang menyangkut OAP, sehingga ini merupakan sesuatu yang harus ada peran sinergi antara tiga stackholder baik pemerintah, Pengusaha dan LSM harus bermitra.
“Selama ini kalau mungkin kita jalan sendiri-sendiri maka masyarakat akan jadi korban, karena tidak ada saling mengendalikan atau mengontrol, mungkin kedepan kita harus menjadi mitra yang strategis dalam melihat persoalan-persolan papua hari ini, apalagi Otsus sudah dianggap gagal selama 20 tahun ini,” ungkapnya.
Lanjut Mudasir, jangan sampai mengulangi persoalan yang sama, maka harus ada terobosan baru yang dilakukan untuk menatap masa depan Papua yang lebih baik. “Dan ini akan menjadi agenda kerja kami sehingga kita butuh mitra dari teman-teman LSM untuk saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan permasalahan Papua hari ini,” jelasnya.
Dia berharap kegiatan yang dilakukan hari ini dapat berlanjut terus, karena persoalan yang ditemukan oleh teman-teman LSM, berbicara mengenai persoalan Papua hari ini, tentang hak-hak masyarakat adat, soal perampasa tanah. Sebab ketika mereka sudah jadi korban dari bisnis investasi yang ada, terus kemudian mereka tidak bisa lagi menyuarakan atau mencari perlindungan, sehingga perlu ada langkah-langkah advokasi yang diback-up oleh kita semua. “Sehingga saya sebagai utusan masyarakat adat sangat berterima kasih dengan teman-teman LSM yang hari ini sudah berupaya maksimal memikirkan masa depan masyarakat adat dan mau menyelesaikan permasalahan mereka,” pungkasnya.(aa)