
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menggelar serangkaian kegiatan strategis untuk mengevaluasi program pengendalian penyakit menular dan merancang strategi layanan kesehatan (Yankes) tahun 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, sejak Kamis (24/5/2025) hingga Minggu (27/4/2025) di Aston Niu Hotel Manokwari.
Kegiatan yang bertepatan dengan peringatan Hari Malaria Sedunia ini mencakup tiga agenda utama, yakni Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis (TBC) tingkat provinsi, Pertemuan Integrasi Program Malaria dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta Mikroplanning Percepatan Eliminasi Malaria di daerah endemis tinggi.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 154 peserta, yang terdiri dari kepala seksi, pengelola program TBC dan farmasi dari tujuh kabupaten, serta pejabat pengelola program malaria dan KIA dari kabupaten/kota dan puskesmas di tiga kabupaten endemis tinggi Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama.
Kabid P2P Dinkes Papua Barat, dr. Nurmawati, melaporkan bahwa Papua Barat masih menghadapi tantangan besar dalam pengendalian penyakit menular.
Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 7.823 kasus malaria dengan Annual Parasite Incidence (API) sebesar 13,52 per 1.000 penduduk.
Sementara itu, Papua Barat tercatat sebagai provinsi dengan penemuan kasus TBC tertinggi keempat secara nasional.
Namun demikian, capaian kesembuhan, terutama pada kasus TBC Resistan Obat, masih berada di bawah 60 persen, jauh dari target nasional.
Di sisi lain, layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dinilai perlu diintegrasikan secara lebih efektif dengan upaya pencegahan malaria dan TBC.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong evaluasi menyeluruh, menyusun rencana kerja berbasis data, serta menyatukan program dan strategi yang selama ini berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Beberapa tujuan utama dari rangkaian kegiatan ini meliputi Evaluasi pelaksanaan program TBC dan malaria tahun 2024, Penyusunan rencana kerja tahun 2025, termasuk distribusi kelambu massal di wilayah endemis tinggi.
Kemudian, Peningkatan koordinasi lintas program di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta Mendorong capaian program nasional, termasuk akses Cek Kesehatan Gratis di seluruh Papua Barat.
Dalam rangka Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April 2025 dengan tema global “Accelerating the Fight Against Malaria for a Healthier Tomorrow”, kegiatan ini juga diisi dengan penampilan seni edukatif, pemberian penghargaan kepada kader malaria aktif, serta sesi khusus mikroplanning distribusi kelambu massal.
Seluruh kegiatan ini didukung oleh dana hibah Global Fund (GF) untuk Komponen TBC dan Malaria Tahun Anggaran 2025, serta kolaborasi bersama UNICEF dan Tim Pokja Papua Sehat dari BP3OKP.
“Semoga kegiatan ini menjadi momentum bersama dalam membangun Papua Barat yang lebih sehat, kuat, dan tangguh,” terang dr. Nurmawati
Asisten I Setda Papua Barat Bidang Pemerintahan, Kesejahteraan Rakyat dan Otonomi Khusus, Syors Alberth Ortisanz Marini, membuka secara resmi kegiatan ini dan menyampaikan pesan penting dari Gubernur Dominggus Mandacan kepada seluruh peserta.
“Pada hari ini, saya berdiri bukan hanya sebagai Gubernur Papua Barat, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang ingin melihat tanah ini bebas dari penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati,” ujarnya membacakan sambutan Gubernur Dominggus.
Menurutnya kegiatan tersebut bukan hanya seremonial, tetapi merupakan panggilan untuk bertindak lebih cepat, terarah, dan manusiawi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Gubernur menilai, penyakit menular seperti malaria dan TBC bukan sekadar persoalan medis, melainkan hambatan nyata terhadap pembangunan karena berdampak pada pendidikan, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat.
“Penyakit-penyakit ini memutus pendidikan anak-anak kita, menghambat kerja petani, nelayan, guru, dan tenaga medis. Maka eliminasi bukan sekadar target kesehatan, tapi misi keadilan sosial,” tegasnya.
Gubernur juga menyampaikan dukungannya terhadap perluasan program cek kesehatan gratis di seluruh wilayah Papua Barat.
Ia meminta seluruh puskesmas, tenaga medis, dan mitra pembangunan untuk bersinergi dalam memastikan layanan dasar menjangkau hingga ke pelosok kampung.
Dalam momen ini, para peserta diajak untuk menyusun strategi yang realistis dan berdampak nyata. Evaluasi harus dilakukan secara jujur, diskusi secara terbuka, dan seluruh hasil harus ditindaklanjuti dengan komitmen bersama.
Gubernur turut mengapresiasi kerja keras Dinas Kesehatan Provinsi dan seluruh jajaran teknis, serta dukungan dari para narasumber dari pusat, UNICEF, BP30KP Papua Barat, dan para kader kesehatan yang hadir langsung dari kampung-kampung.
“Mari kita wujudkan Papua Barat yang sehat, kuat, dan tangguh. Kiranya Tuhan memberkati seluruh karya dan pengabdian kita,” pungkasnya. (dra)