Berikut Keterangan Kapolresta Manokwari Terkait Beras Stunting yang Viral di Medsos

0
Kapolresta Manokwari, Kombes Pol Rivandi Benny Simangunsong
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Kapolresta Manokwari, Kombes Pol Rivadin Benny Simangunsong menanggapi kasus beras stunting kadaluwarsa yang viral di media sosial yang terjadi Kampung Masiepi, Manokwari, beberapa waktu lalu.
Dikatakan Kapolresta, sesuai keterangan Perum Bulog Manokwari, kadar beras fortivit merupakan beras berkualitas premium. Serta memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Itu sangat cocok bagi penderita kekurangan gizi pada anak.
Beras fortivit memilik kandungan nutrisi vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc. Kandungan beras, menurutnya, sangat baik, dapat mendukung pertumbuhan otak dan pertumbuhan fisik pada anak serta mencegah penyakit kronik pada anak.
“Jadi beras fortivit mampu sangat cocok bagi penderita stunting. Beras ini juga mampu mencegah stunting, tetapi juga untuk menjaga imun tubuh pada anak tetap sehat,” jelas Simangunsong.
Dikatakan, setelah melakukan pendalaman di rumah warga, disebutkan bahwa beras bantuan stunting tersebut sudah kadaluarsa. “Jadi tulisan itu, masa berlaku 2021, 2022 dan 2023.Yang tertulis 2023 tidak tercantum di lembaran plastiknya.  Karena plastik yang dibuat untuk tahun 2021 dan 2022.  Karena di tahun 2023, maka itu ditempel tahun tersebut. Bukan itu menunjukkan bahwasanya itu ditutup, karena di bawah 2022, bukan seperti itu,” tambahnya.
Ia mengatakan, beras stunting yang viral di medsos bahwasanya beras kondisi yang sudah mengeras. Saat didistribusikan ke masyarakat di vakum.”Saat mau distribusikan barang itu ke masyarakat, saat di vakum dalam kondisi mengeras seperti itu,” katanya.
Ia menuturkan, setelah ditelusuri di lapangan, yang harus mendapatkan beras bervitamin itu adalah penderita stunting.  “Maunya keluarga itu jangan beras seperti itu diberikan. Mau mereka itu beras biasanya yang setiap hari mereka konsumsi,” ujarnya.
Lanjut Kapolresta mengatakan, jika permintaan warga seperti itu dikwatirkan adalah tidak tepat sasaran. Bukan penderita stunting yang memakan, malah keluarganya. “Beras itu dikhususkan penderita stunting,” imbuhnya. (ar)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.