KURANG lebih 7 tahun lamanya upaya pemecahan rekor MURI Al-quran terpanjang yang dibuat di atas media kanvas, berukuran lebar 5 cm dan panjang kurang lebih 3000 cm.
Al-quran tersebut dibuat oleh dua orang kakak beradik, yaitu Dudi Ramdani dan Agus Mulyadi. Awal Al-quran terpanjang ini dimulai dari Januari tahun 2017. Keduanya terinspirasi dari pamannya seorang pelukis, yang mendapat rekor Muri lukisan terkecil.
Awal mereka ingin membuat lukisan terpanjang Ikan Koi, namun baru sampai 3 meter dihentikan, karena mereka merasa bosan. Terpikir oleh Duri Ramdani bagaimana kalau lukisan terpanjang ini yang dibuat adalah Al-quran, sehingga bisa lebih bermanfaat dan tidak ada bosannya untuk membuatnya hingga 30 juz utuh.
Di sela-sela kegiatannya sehari-hari pelan-pelan Al-quran tersebut dibuat dan tidak terasa sudah 7 tahun, akhirnya pembuatan Al-quran tersebut selesai dan didaftarkan ke rekor MURI.
Rekor MURI Al-quran terpanjang pada saat ini dipegang oleh pria asal Mesir dengan panjang 700 meter. Pembuatan Al-qurannya memanjang per halaman. Sedangkan yang dibuat oleh kakak beradik Dudi dan Agus, Alquran tersebut dibuat memanjang berbaris, sehingga bisa lebih panjang kurang lebih 3000 cm dan bisa memecahkan rekor sebelumnya.
Gulungan-gulungan Al-quran tersebut digabung menjadi satu di dalam roll besar berdiameter 2 meter, dengan berat diperkirakan 300 kg. Al-quran tersebut akan di launching pada perayaan hari besar Islam dalam waktu dekat ini. Dan setelah itu akan disimpan di museum.
Selain itu pembuatan Al-quran terpanjang ini menjadi satu syiar dakwah dan menjadi sebuah prestasi yang bisa dibanggakan.
Dudi Ramdani yang juga sebagai Ketua Forum Komunikasi Da’i Muda Indonesia menyampaikan bahwa dengan adanya Al-quran terpanjang ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Papua Barat, khususnya Manokwari. Juga menguatkan eksistensi Islam yang sedang diupayakan oleh MUI Papua Barat untuk penetapan tanggal masuknya Islam.
Penyerahan piagam dari Museum Rekor Indonesia akan diserahkan secara simbolis pada momen Isra Mi’raj 8 Februari tahun 2024 ini di masjid Ridwan Bahri Fasharkan.
Harapannya ke depan setelah hari masuk Islam di Papua Barat, Al-quran terpanjang ini bisa dibentangkan dan di arak oleh warga Muslim Papua. Dapat dijadikan satu kegiatan prosesi peringatan hari masuk Islam di Papua Barat tiap tahunnya.
Juga berharap dapat menjad daya tarik wisatawan untuk melihat sejarah-sejarah Islam di Papua Barat, terutama di Fakfak, Kaimana dan Raja Ampat.
Dengan begitu syiar Islam di Papua Barat menjadi semakin eksis dan menjadi tonggak kebangkitan cahaya dari timur. (Dudi Ramdani)