PIER Universitas Paramadina, KAS Jerman dan Disdikbud Maluku Tingkatkan Pemahaman Guru Tentang Demokrasi

0
PIER Universitas Paramadina dan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) Jerman, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku menyelenggarakan Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi di Kota Ambon selama tiga hari. (Foto: Ist)
AMBON,KLIKPAPUA.com–PIER Universitas Paramadina dan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) Jerman, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku menyelenggarakan Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi di Kota Ambon.
Kegiatan ini berlangsung tiga hari, tanggal 20 hingga 22 Februari, hari ini. Kegiatan pelatihan di selenggarakan di Hotel Santika PremiereAmbon.
Acara dibuka langsung oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Dr. Ir. Insun Sangadji, M.Si.
Insun Sangadji menyambut baik inisiatif PIER Universitas Paramadina dan Konrad Adenauer Stiftung yang membantu Dinas Pendidikan dalam peningkatan pemahaman para guru terkait persoalan demokrasi. “Guru penting untuk mengikuti acara ini secara serius, karena guru adalah garda depan dalam proses penguatan demokrasi di Indonesia,” tuturnya.
Insun Sangadji juga memberi catatan bahwa demokrasi tidak hanya terkait dengan prosedur politik. Demokrasi juga sarat dengan prinsip dan nilai-nilai.
Menurutnya, guru memiliki ruang yang luas untuk berperan dalam menyemai nilai-nilai demokrasi, agar demokrasi tumbuh makin sehat pada masa yang akan datang.
Selain perwakilan dari Dinas Pendidikan, pembukaan Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi juga dihadiri oleh Ari Dharma Stauss, mewakili Konrad Adenauer Stiftung dan Direktur eksekutif PIER Universitas Paramadina Djayadi Hanan, Ph.D.
Dalam sambutannya, Djayadi Hanan menyampaikan, tujuan penyelenggaraan kegiatan ini, utamanya dalam rangka mengenalkan secara dini prinsip dan nilai demokrasi kepada siswa melalui para guru yang ikut pelatihan.
“Demokrasi sebagai sebuah pengetahuan mungkin telah sama-sama kita pahami, namun ada dua agenda penting lain, mengapa guru perlu mendapatkan pelatihan demokrasi.”
Pertama, dalam rangka menyiapkan para pemimpin Indonesia yang makin demokratis di masa depan. Kedua, mengajak para guru untuk secara bersama merancang model pembelajaran demokrasi yang demokratis. “Karena bisa jadi pengetahuan tentang demokrasi diajarkan dengan cara yang otoriter/tidak demokratis,” jelas Djayadi Hanan.
Ari Dharma Stauss yang hadir secara online untuk mewakili Pimpinan Konrad Adenauer Stiftung untuk Indonesia dan Timor Leste dalam kesempatan tersebut lebih banyak mengenalkan tentang Konrad Adenauer Stiftung (KAS).
Komitmen KAS terhadap pendidikan demokrasi, HAM, penegakan hukum, dan lain-lain. KAS banyak menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga yang memiliki visi yang sama di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ada lebih dari 100 negara yang saat ini telah bermitra dengan KASterkait isu demokrasi dan HAM.
Narasumber pelatihan ini berasal dari kalangan aktivis pendidikan dan akademisi, antara lain, Djayadi Hanan, pengamat politik dan direktur PIER Universitas Paramadina. Danang Binuko, Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum, Kemendagri, selanjutnya ada Mohammad Abduhzen pengamat Pendidikan, Umar Abdullah, dosen Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang dan Hilal Tri anwari Sekretaris PIER Universitas Paramadina .
Acara diikuti oleh 30 orang guru dari SMA dan SMK negeri maupun swasta dari sekitar Kota Ambon. Guru yang ikut program ini diprioritaskan pengampu bidang studi PPKN, Sejarah dan Agama. (rls/red)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.