JAKARTA,KLIKPAPUA.COM – Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan inovasi yang diciptakan peneliti harus disesuaikan dengan apa yang menjadi tantangan dan kebutuhan Indonesia saat ini dan menonjolkan potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia. Menteri Bambang mengungkapkan pertimbangan dalam prioritas riset dan inovasi di masa depan harus bergantung pada hal yang dapat dimanfaatkan dan berguna untuk masyarakat Indonesia dan dunia.
“Jangan sampai kita mengusulkan inovasi dari sisi kemampuan peneliti atau keberadaan teknologinya saja. Tapi kita harus bisa mendorong inovasi yang menjadi kebutuhan masyarakat banyak dan justru jika belum menguasai teknologinya, kita (generasi millenial Indonesia) harus kuasai dulu teknologinya,” ujarnya saat menjadi Pembicara Kunci pada Penutupan Sidang Paripurna III Dewan Riset Nasional di Hotel Aryaduta Jakarta (2/12/2019).
Menteri Bambang menyambut baik penyelenggaraan Sidang Paripurna Dewan Riset Nasional (DRNl yang bertujuan untuk memetakan kebutuhan riset Indonesia menuju Indonesia Maju di tahun 2045. Menteri Bambang mengatakan akan mengakomodasi rekomendasi inovasi dari Dewan Riset Nasional (DRN) yang terdiri dari 9 bidang hasil bahasan komisi teknik DRN. “Kami melihat dari sisi bahwa kami sudah punya prioritas riset nasional sembilan bidang, dengan empat puluh sembilan produk. Tentunya usulan dari DRN untuk inovasi baru itu akan kami coba akomodir masukan-masukan yang ada,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini Menteri Bambang mengajak para peneliti, akademisi dan inovator untuk selalu meningkatkan kualitas riset dan inovasinya. Jika pengembangan inovasi Indonesia hanya berjalan secara biasa tanpa disertai lompatan-lompatan besar, Menteri Bambang menilai hal tersebut akan menghambat Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045. Setiap negara saat ini berlomba-lomba menjadikan inovasi sebagai pengungkit perekonomian negaranya, saat ini riset dan inovasi bukan lagi menjadi sebuah pilihan namun sebuah keharusan.
“Apa yang kira-kira mengancam mimpi Indonesia menjadi negara maju di 2045 tak tercapai? Adalah kalau Indonesia tidak bisa ‘mengupgrade’ dirinya. Kita tidak lagi bisa melakukan _‘business as usual’_ seperti biasa, melainkan kita harus mulai bergerak ke arah inovasi, karena saat ini inovasi bukan lagi sebuah sebuah pilihan namun sudah menjadi sebuah keharusan. Bahkan inovasi harus dibudayakan sejak dini (enculturation of innovation)”.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DRN Bambang Setiadi memaparkan sembilan bidang prioritas riset nasional.
- Untuk sektor kesehatan dan obat adalah inovasi penyakit degeneratif, stem cell untuk mendukung pariwisata kesehatan, obat kanker dengan bahan alam serta institut kesehatan nasional.
- Dari bidang hukum dan keamanan, DRN mengusulkan pengembangan radar CGI dan keamanan siber sebagai program integrasi di tingkat DRN.
- 3. Di bidang pertanian dan pangan, Kemenristek/BRIN dan lembaga litbangjirap dalam koordinasinya dapat mengembangkan pangan fungsional dan bahan berbasis pangan lokal dengan pendekatan teknologi-teknologi dalam revolusi industri 4.0.
- Untuk bidang material maju, DRN mengusul pembangunan industri material maju nasional, berbasis mineral lokal untuk penguatan sektor industri tersebut.
- Dalam sektor sosial humaniora, inovasi unggulannya adalah membangun SDM unggul dan ekonomi berdaya saing berbasis inovasi mencakup _smart people_ dan _smart economy_.
- Dalam bidang energi, DRN mengharapkan adanya upaya dekarbonisasi sektor energi.
- Sementara itu, dalam bidang transportasi diharapkan adanya kapal tangki minyak nabati
- Bidang infrastruktur ‘smart self healing pavement’.
- Terakhir di bidang lingkungan kebencanaan, diharapkan adanya _disaster science and techno park_ dan sistem informasi inovasi manajemen dan kebijakan lingkungan dan kebencanaan nasional yang terintegrasi.
Sebelumya, pemerintah juga telah menetapkan 49 agenda prioritas riset nasional (PRN) dalam lima tahun ke depan sebagai fokus kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap).
Turut hadir dalam acara tersebut Deputi Penguatan Inovasi Jumain Appe, seluruh Anggota DRN, Perwakilan 87 Dewan Riset Daerah (DRD), Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Perguruan Tinggi, KADIN, dan Swasta dari seluruh Indonesia, serta para tamu undangan lainnya. (rls)
Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik