
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Tokoh pemuda Distrik Didohu, Hermus Dowansiba, menyampaikan aspirasi masyarakat dari 14 kampung di Distrik Didohu dan 15 kampung di Distrik Testega terkait kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang dinilai memprihatinkan.
Ia meminta perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Arfak (Pegaf) dan Pemerintah Provinsi Papua Barat.
Menurut Hermus, hingga kini masyarakat masih kesulitan mengakses pelayanan publik karena jalan rusak, longsor, dan jembatan yang rawan putus akibat banjir, terutama di sekitar Kali Didohu.
Ia menyoroti kondisi jalan dari Gunung Maut menuju Ibu Kota Distrik Didohu serta jembatan Kali Didohu yang sangat membutuhkan perbaikan dan rehabilitasi.
“Kita bicara pelayanan publik, tapi kalau infrastruktur jalan dan jembatan tidak memadai, berarti jangan bicara pelayanan. Selama ini, pemerintah hanya lewat jalan rusak, terkena longsor dan banjir, tapi tidak ada kepedulian,” tegas Hermus
Ia menambahkan, kerusakan jalan dari Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Arfak menuju Distrik Didohu dan Testega sudah berlangsung sejak masa Bupati Dominggus Mandacan saat Pegaf masih menjadi bagian dari Kabupaten Manokwari. Hingga kini, menurutnya, belum ada tindakan nyata dari pemerintah daerah maupun provinsi.
“Kami merasa seperti anjing yang kejar babi sampai gigit mati, tapi tidak dikasih daging, hanya tulang. Kami seperti pintu dapur tempat buangan ampas,” ujar Hermus menggambarkan kekecewaan masyarakat.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa banjir di Kali Didohu telah menyebabkan enam mobil hanyut.
Ia pun berharap, pemerintah menunjukkan rasa kepedulian dan segera melakukan pembangunan infrastruktur demi keselamatan dan kesejahteraan warga.
“Kami minta pemerintah kabupaten dan provinsi untuk serius menangani infrastruktur jalan dan jembatan, karena ini menyangkut akses dan keselamatan masyarakat,” pungkasnya. (dra)