BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Presiden Joko Widodo secara resmi mengesahkan proyek strategis nasional Tangguh LNG Train 3 yang merupakan produsen gas terbesar di Indonesia pada Kamis (24/11/2023).
Pada saat mencapai kapasitas produksi maksimal nanti, sekitar sepertiga dari total produksi gas negara akan dipasok dari tiga kilang Tangguh yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat ini.
Peresmian oleh presiden ini menandakan mulai beroperasinya Train 3 secara komersil pada 18 Oktober lalu, serta menggarisbawahi kontribusi Tangguh yang signifikan terhadap ketahanan energi Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, bp executive vice president gas & low carbon energy Anja-Isabel Dotzenrath, dan bp regional president Asia Pacific gas & low carbon energy Kathy Wu.
“Tangguh LNG adalah produsen gas terbesar di Indonesia dan proyek Train 3 akan memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan produksi gas tahunan negara,” kata Menteri ESDM Arifin Tastrif. Arifin menambahkan bahwa proyek tersebut telah mempekerjakan 5.450 pekerja lokal dari Tanah Papua.
Kata Anja-Isabel Dotzenrath, “Kami merasa terhormat Bapak Presiden berkenan untuk meresmikan Tangguh Train 3. Tangguh merupakan fasilitas LNG tingkat dunia yang mana 70% pekerjanya adalah masyarakat lokal Papua. Indonesia merupakan negara penting bagi portofolio bp, dan kami sangat berterima kasih atas dukungan dari Pemerintah Indonesia dalam membantu kami mendukung kebutuhan energi Indonesia yang terus berkembang.”
Rampungnya proyek Train 3 merupakan tonggak pencapaian utama bagi Tangguh, yang selama 14 tahun terakhir telah menjadi pilar bagi infrastruktur energi Indonesia. Sekitar sepertiga dari produksi Tangguh LNG dipasok untuk melayani pasar domestik, cukup untuk mengalirkan listrik bagi sekitar 18 juta rumah. Pada 18 Oktober 2023, Train 3 berhasil mengirimkan kargo LNG pertamanya ke PLN.
Ini adalah pertama kalinya seorang Presiden Indonesia berkunjung ke Tangguh, yang berjarak 3.000 kilometer dari Jakarta tanpa adanya penerbangan langsung. Bagi Tangguh, perjalanan tersebut berawal hampir 40 tahun yang lalu dengan ditandatanganinya perjanjian kontrak kerja sama Berau pada tahun 1987. Konstruksi Tangguh Train 3 dimulai pada tahun 2016 dan pada Juli 2023, proyek tersebut secara aman diselesaikan dan siap untuk dioperasikan.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyampaikan fase pengembangan selanjutnya dari Tangguh, yaitu proyek UCC yang juga merupakan proyek strategis nasional. Selain untuk memperpanjang usia lapangan gas, proyek tersebut juga bertujuan untuk memanfaatkan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca Tangguh, dan berpotensi menerima dan menyimpan CO2 pihak ketiga sehingga mampu mendukung target emisi Net Zero Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.(rls/red)