MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Pertemuan monitoring dan evaluasi (Monev) program malaria tahun 2023 Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat, menghasilkan empat poin rencana tindak lanjut (RTL).
Pertemuan itu melibatkan seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota di Papua Barat dan Papua Barat Daya serta stakeholder terkait, yang berlangsung sejak 11-14 April 2023 di hotel Aston Niu Manokwari.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, melalui kepala Seksi P2PM, Edi Sunandar menyampaikan, setelah melakukan Monev untuk mengetahui pencapaian, kendala pelaksanaan program serta menyusun program tahun 2023, ada sejumlah poin rencana tindaklanjut yang disepakati.
Pertama, melakukan upaya peningkatan penemuan kasus malaria seperti menyediakan dana oprasional dan logistik untuk pecarian kasus secara aktif melalui dana APBD, Dak Non Fisik, Global Fund dan sumber dana lainnya.
Memberikan SK untuk penegelola malaria minimal 2 tahun setelah dilakukan penilaian. Adanya tenaga pengimput data malaria ditingkat puskesmas.
Melakukan upaya screening malaria pada anak sekolah di daerah endemis tinggi malaria. Melibatkan guru menjadi kader malaria.
Melakukan screening malaria pada setiap balita sakit di puskesmas untuk kabupaten. Memperluas jumlah survei kontak yang dilakukan setiap penyelidikan epemologi.
Kedua, melakukan upaya pengendalian malaria di populasi mobile migrant populations (MMP) sebagai berikut,
1. Melakukan advokasi kepada lintas sektor yaitu TNI, Polri, ESDM dalam pelaksnaan surveilan migrasi.
2. Melakukan supervisi bersama dinas kesehatan, ESDM, Lingkungan hidup ke darah tambang yang endemis tinggi.
3. Melakukan screening malaria kepada petugas TNI dan Polri keberangkatan dan kepulangan dari tempat tugas dan karantina 2 minggu.
4. Sosialisasi tehadap MMP tentang faktor resiko penularan dan pengobatan malaria.
5. Menyiapkan media KIE untuk MMP yang di letakkan di Pintu masuk oleh KKP Sorong dan Manokwari.
6. Melakukan pelatihan terhadap tenaga Babinsa dan babinkantipmas dalam pelatihan pengendalian vector.
7. Puskemas Bekerja sama Babinsa dan Babinkantimas dalan pengendalian vector.
8. Melakukan Pemetaan MMP dan melakukan aktif case finding dalam setiap 2 minggu di waliyah percontohan.
Ketiga, upaya peningkatan cakupan screening pemeriksaan ibu hamil dan pendistribusian pada kunjungan dan pemeriksaan malaria terhadap setiap balita sakit yang berkunjung di layanan kesehatan.
Dinkes secara rutin melakukan Monev ke layanan untuk memantau keberlangsungan program integrasi malaria dan KIA.
Memaksimalkan peran kader dalam pendampingan dan penjaringan ibu hamil untuk berkunjung ke layanan KIA untuk mendapatkan kelambu dan dilakukan screening ibu hamil.
Meningkatkan peran serta rumah sakit dan klinik swasta dalam meningkatkan pemeriksaan malaria dan kelambu berinsektisida.
Pemanfaatan kantong persalinan dengan memasukkan item telah mendapatkan kelambu, jika sudah dilakukan dan Dinkes Kab Manokwari dan Propinsi, melakukan kegiatan-kegiatan untuk integrasi program malaria dan KIA seperti tatalaksana kasus dan update kebijakan program.
Keempat, melaksanakan pembelajaran muatan lokal (mulok) malaria pada sekolah Dasar di kabupaten endemis tinggi yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, Tambraw, dan Teluk Wondama, dimulai tahun ajaran 2023/2024 dengan target target SD yang akan menerapkan, Teluk Wondama 3 SD, Tambrauw 3 SD, Manokwari Selatan 30 SD dan Manokwari 130 SD. (dra)