JAKARTA,KLIKPAPUA.com— Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko menegaskan, Indonesia sudah memasuki masa transisi pasca pandemi. Ia pun optimis pandemi COVID19 bisa berakhir di tahun ini. “Dengan demikian, ke depan kita bisa semakin fokus pada pemulihan ekonomi,” kata Moeldoko, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (24/5).
Moeldoko mengungkapkan, pencapaian Indonesia memasuki masa transisi pasca pandemi merupakan hasil kerja keras seluruh elemen bangsa di bawah komando Presiden Joko Widodo. Ia menyebut, semboyan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh telah membangkitkan kerjasama semua lini di masyarakat dalam penanganan COVID19. Mulai dari dokter, tenaga kesehatan, anggota TNI/Polri, Satgas pusat sampai tingkat RT/RW.
“Semboyan Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh adalah representasi semangat dan jiwa masyarakat Indonesia. Termasuk para ibu yang harus jungkir balik mengatur ekonomi rumah tangga dan mengajar anak di rumah,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko juga menyampaikan terima kasih atas achievement award yang diberikan oleh Times Indonesia Network, sebuah media berjejaring berbasis digital.
“Terima Kasih telah menobatkan saya sebagai bapak Tangguh Nasional. Penghargaan ini juga untuk pahlawan-pahlawan yang berada di garis depan dalam penanganan COVID19,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Times Indonesia Network Sri Widji Utami menuturkan, penyerahan Achievement Award kepada Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko, karena Panglima TNI 2013-2015 itu, dinilai telah bekerja secara nyata dalam penanganan COVID19.
“Beliau telah menginisiasi dan mengawal langsung program-program penanganan COVID19. Seperti program Posko Tangguh yang ada hingga di level RT/RW dan program Sejiwa. Pak Moeldoko, juga salah satu tokoh yang menggaungkan istilah protokol kesehatan,” papar Sri Utami.
Sri Utama juga merinci beberapa tokoh publik lain yang mendapat Achievement Award. “Kami juga memberikan penghargaan pada bapak Presiden Joko Widodo, beberapa menteri, kepala daerah, dan tokoh masyarakat. Penilaian melibatkan pakar, akademisi, dan tentunya dewan redaksi Times Indonesia,” terangnya.(rls)