MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Pengurus Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Manokwari berkunjung ke Panti Asuhan Semi Meta Bahagia di Kampung Makwan, Distrik Masni, Sabtu (1/5/2021).
Dalam kunjungan itu, MD KAHMI Manokwari menyerahkan satu unit mesin cuci dan mic pengeras suara. “Kami mendapat informasi bahwa di dataran Prafi ada yayasan panti asuhan yang mengasuh sejumlah anak yatim piatu, anak terlantar dan juga orang jompo. Setelah kami rapat, kami putuskan menggalang dana dari anggota untuk memberikan bantuan kepada panti asuhan tersebut,” terang Purwanto, SH., M.Kn Koordinator Presidium MD KAHMI Manokwari saat menyerahkan bantuan tersebut.
Dijelaskan Purwanto, mengapa harus mesin cuci yang disumbangkan, karena setelah mengutus salah satu anggota KAHMI diperoleh informasi bahwa, banyak pihak yang telah memberikan donasi berupa bahan makanan pokok, pakaian serta dana.
Dan setelah ditanyakan kepada pengurus yayasan panti asuhan, menurut Purwanto, yang paling dibutuhkan saat itu adalah mesin cuci dan juga mic pengeras suara untuk musholla yang berada di lingkungan panti. “Yayasan atau panti kami ini sudah berjalan cukup lama, tetapi mulai dikenal dan mendapat dukungan dari banyak pihak, alhamdulillah sejak 3 tahun terakhir,” ujar Wahyu, perwakilan pengasuh panti asuhan tersebut.
Dijelaskan Wahyu, panti asuhan yang dikelola bersama orangtuanya itu menampung dan mengasuh anak-anak yatim piatu dan anak terlantar sebanyak 32 anak dengan kisaran usia antara 1 hingga 17 tahun, dan juga 3 orangtua jompo.
Wahyu menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan MD KAHMI Manokwari. Bantuan itu menurut dia, sangat dibutuhkan para pengasuh untuk mencuci pakaian anak-anak penghuni panti dan juga MIC pengeras suara, yang digunakan untuk kebutuhan mushollanya.
Dalam kunjungan tersebut, MD KAHMI Manokwari berkesempatan meninjau kamar-kamar serta fasilitas yang sangat minim yang telah diupayakan oleh pihak panti, dari hasil pengelolaan donasi para donatur yang datang ke panti tersebut. “Kami cukup prihatin yah, disaat ada warga negara yang peduli dan rela mengasuh anak-anak terlantar dan yatim piatu serta orang tua jompo, yang merupakan tanggung jawab negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, tetapi justru negara sendiri belum hadir memberikan dukungan atas kepedulian warganya tersebut,” tegas Purwanto.
Pihaknya mengaku akan melakukan advokasi dan koordinasi yang dibutuhkan kepada pihak-pihak terkait agar negara harus hadir memberikan dukungan kepada panti asuhan tersebut, baik dari sisi ketersediaan sarana prasarana, pembinaan manajemen kelembagaan, dukungan kesehatan, administrasi kependudukan bagi anak hingga jika memungkinkan dukungan psikiater bagi penghuni pantiasuhan tersebut jika dibutuhkan.
“Setelah mendapatkan penjelasan dari pihak panti, terus terang kami miris dan sangat prihatin yah, dengan modal semangat dan tekad yang kuat yang dimiliki oleh pengelola panti untuk membantu pemenuhan hak hidup manusia warga negara Indonesia, kok justru yang punya tanggung jawab, tidak responsif memberikan dukungan yang diperlukan,” pungkas Alumni HMI yang saat ini menjadi salah satu notaris di Manokwari itu.
Sementara presidium KAHMI Manokwari lainnya, Nurlaila Muhamad, SH berharap dinas terkait dapat melakukan pembinaan terhadap panti asuhan ini, karena anak-anak butuh perlindungan pemenuhan hak hidupnya, pelindungan hukum atas dirinya sebagai warga negara dan juga hak memperoleh pendidikan dan kesehatan.
“Kami mendapatkan penjelasan sulitnya pengelola panti memperoleh akta kelahiran bagi anak penghuni panti asuhan tersebut, kami kira ini harus kita koordinasikan, apa yang membuat dinas terkait sulit untuk menerbitkan akta kelahiran bagi anak-anak negara ini,” ujar alumni HMI-wati yang juga anggota Bawaslu Kabupaten Manokwari ini.
Dirinya juga mengaku sedih, pengelola panti harus membayar cukup mahal atas biaya berobat anak asuhnya yang sakit, karena tidak memiliki BPJS kesehatan yang merupakan program pemerintah. “Saya sedih, disaat pemerintah menyediakan sejumlah program untuk membantu warganya, tapi tidak dapat diakses oleh kelompok yang paling membutuhkan tersebut. pengelola panti sudah mau mengurus anak-anak tersebut saja merupakan hal yang luar biasa, tetapi kok negara sulit memberikan akses kemudahan bagi warga yang peduli membantu tugas negara tersebut yah,” ujarnya sedih.
Koordinator presidium MD KAHMI Manokwari berencana akan membawa masalah panti asuhan semi meta bahagia ini dalam rapat tingkat presidium dan pengurus, untuk menjadi perhatian serius dengan memberikan dukungan pendampingan bersama pihak-pihak terkait.
“Kita berkomitmen, ini akan menjadi bahan diskusi serius kita di MD KAHMI Manokwari, bila perlu kita lakukan MoU pendampingan kepada yayasan ini. Karena kami memiliki 2 lembaga otonom dibawah KAHMI Manokwari yaitu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Insan Cita dan juga Lembaga Kajian dan Pengembangan Ekonomi (LKPE) Insan Cita,” ujarnya.
Presidum KAHMI Lainnya yang juga turut hadir dalam rombongan Hadi Sutrisno, SE menegaskan, pemerintah daerah harus segera hadir melakukan pembinaan. “Negara dalam hal ini pemerintah daerah harus segera hadir memberikan pembinaan kepada panti asuhan tersebut, yang saya khawatirkan jangan sampai ada kasus, misalnya traficking baru semua mau ribut,” pungkasnya.(red)