MANOKWARI, KLIKPAPUA.com– Pemerintah Provinsi Papua Barat meminta kepada pihak berwajib melakukan pendekatan hukum dengan memproses pelaku rasis agar tidak berdampak secara meluas.
“Hal tersebut harus segera ditindak, agar tidak meluas dan tidak disikapi secara berlebihan yang kemudian menimbulkan dampak-dampak yang tidak diinginkan yang menganggu stabilatas di Kabupaten Manokwari, ataupun Kabupaten lainnya di Provinsi Papua Barat,” ujar Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Selasa (26/1/2021).
Atas nama Pemerintah Provinsi Papua Barat dengan tegas dirinya mengutuk perilaku rasis, karena ini merupakan sebuah tindakan yang tidak patuh. “Kita minta supaya di proses hukum, agar menjadi suatu pembelajaran, karena kasus ini terus menerus berulang,” tegasnya.
Menurut Lakotani, sebagai seorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang memadai dan sebagai orang yang terpandang, mestinya yang bersangkutan dapat bersikap lebih arif, bijak dengan menyikapi perbedaan pendapat ditengah-tengah masyarakat. “Karena perbedaan pendapat alasan tidak menerima yang bersangkutan tidak bersedia untuk di vaksin dan barang kali ada tambahan yang sedikit berbeda dengan pemerintah, lalu kemudian disikapi dengan rasis,” ujar Lakotani.
Hidup dalam alam yang demokrasi yang tumbuh subur dan baik, lanjut Lakotani, perbedaan pendapat itu sesuatu yang lumrah, yang wajar. Bahkan diketahui bersama ada anggota DPR-RI yang dalam forum sidang dewan terhormat juga menolak untuk di vaksin. “Itu sesuatu yang wajar saja, kemudian saudara Natalius Pigai berpandangan menolak di vaksin, itu juga disikapi dengan biasa-biasa saja. Tidak berlebihan,” jelasnya. “Sekali lagi dengan tegas kami menyesal dan mengutuk keras perilaku semacam ini, pihak keamanan ambil langkah tegas, supaya ke depan tidak terulang lagi kejadian semacam ini, ” sambungnya.
Lakotani menyampaikan cukup peristiwa tahun 2019 menjadi pembelajaran. Ia juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh perempuan, untuk menysikapi kejadian rasis ini dengan arif dan bijak, jangan sampai kemudian justru kembali merugikan kita sendiri.
“Kita bersusah payah membagun daerah ini dan rakyat ini dengan berbagai sumberdaya yang kita miliki, menguras energi, menguras pikiran, tenaga, jangan sampai kemudian pendekatan kita yang berlebihan merugikan kita sendiri. Saya mengajak mari kita memberikan dukungan kepada pihak penegak hukum dalam hal ini kepolisian dan meminta keseriusan dari para penegak hukum kita untuk tetap serius dan sungguh-sungguh dan memproses ini sesuai dengan aturan yang berlaku,” ajak Lakotani.
Selain itu, Lakotani mengajak semua pihak agar tidak mengaitkan dengan etnis, karena etnis dari pelaku sendiri yang berada di Papua mempunyai hubungan sangat baik dengan seluruh masyarakat yang ada di Papua Barat. “Mereka tentu akan mengutuk kejadian atau perilaku ini dan ini perbuatan personal, sehingga tidak pantas jika dikait-kaitkan dengan sebuah etnis atau identitas.
Kesadaran itu ada pada kita yang mengimbau dan mengingatkan, jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab yang kemudian membenturkan atau mengoyakkan tatanan sosial masyarakat yang sudah luar biasa di Papua Barat,” pungkasnya.(aa)