Gubernur Provinsi Papua Barat ketika memimpin upacara HUT Provinsi Papua Barat ke 21 tahun di halaman kantor Gubernur Papua Barat. (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com-Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan menyampaikan perekonomian Papua Barat tahun 2019 tercatat 2,66% tumbuh positif, meskipun lebih rendah dibandingkan tahun 2018.
Pertumbuhan ekonomi triwulan 4 tahun 2019 tersebut dipengaruhi oleh konsumsi pemerintah dan investasi, lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan dan pertambangan tercatat tumbuh sangat tinggi, sehingga mendorong ekonomi pada triwulan ini.
“Terkonsentrasinya ekspor menjadi penyebab utama melambatnya dalam perekonomian saat permintaan domestik konsumsi dan investasi berdasarkan perkembangan berbagai indikator dan hasil leisson ekonomi Papua Barat pada triwulan 1 tahun 2020 diperkirakan tumbuh positif, meskipun lebih rendah dibanding triwulan 4 tahun 2019,” ungkap Gubernur dalam amanatnya pada Upacara HUT Provinsi Papua Barat ke-21, Senin (12/10/2020) di lapangan kantor Gubernur.
Menurut Dominggus, tumbuh positifnya ini dipengaruhi oleh kinerja konsumsi rumah tangga yang diperkirakan mampu menopang perekonomian di triwulan 1 tahun 2020. Meski tumbuh positif realisasi belanja pemerintah yang belum optimal sebagaimana pola historisnya dapat menahan pertumbuhan ekonomi, sementara stabilitas produksi LNG, serta masih berlangsungnya musim dingin di Asia Timur dapat mendorong ekspor di triwulan 1 tahun 2020.
Namun terdapat daun size ekspor yaitu turunnya permintaan LNG dunia seiring berlangsungnya perang dagang dan merebaknya virus Covid-19, menjadi kekhawatiran dunia dan menimbulkan persepsi negatif terhadap volume perdagangan dunia. Sehingga diperkirakan dapat menghambat kinerja ekspor Papua Barat.
“Selanjutnya investasi di Papua Barat cukup solid di tengah pembangunan berbagai proyek pemerintah maupun swasta di Papua Barat, antara lain pembangunan train 3 tangguh LNG, pengembangan bandara di beberapa kabupaten, pengembangan kawasan ekonomi khusus ke Sorong dan Jalan Trans Papua,” ucapnya.
Untuk tahun 2019 masih terjaga pada level yang rendah dan stabil pada bulan Desember 2019, inflasi tercatat sebesar 1,93%, menurun bila dibandingkan capaian inflasi tahun 2018 yang tercatat sebesar 5,21% tingkat inflasi ini juga lebih rendah dibanding inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,72%.
Secara spasial inflasi di kabupaten tercatat sebesar 4,76 persen, sementara di Kota Sorong tercatat 1,01 persen. Inflasi tahunan Papua Barat tercatat pada triwulan 1 tahun 2020 diperkirakan lebih tinggi dibanding triwulan 4 tahun 2019, namun masih dalam kisaran sasaran 2.8 persen sampai 3,02 persen.
Tekanan inflasi ini dipengaruhi oleh dampak peningkatan harga komoditas dunia seperti emas dan minyak, daya beli masyarakat juga tetap baik yang didorong oleh peningkatan UMP tahun 2020. “Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor Papua Barat terbesar dengan kontribusi sebesar 73,39 persen,” pungkasnya.(aa)