JAYAPURA,KLIKPAPUA.COM– Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten kota Se-Papua sepakat mendirikan universitas dan polikteknik di lima wilayah adat. Pendirian perguruan tinggi tersebut direncanakan akan diwujudkan pada tahun 2021 setelah Pekan Olahraga Nasional (PON XX) tahun 2020 di Provinsi Papua.
“Pertemuan dengan bupati-bupati tadi, kita sepakat bangun perguruan tinggi di lima wilayah adat. Kita bangun universitas dan polikteknik. Jadi setelah PON tahun 2020, maka tahun 2021 kita bangun perguruan tinggi,”ungkap Gubernur Papua, Lukas Enembe usai pertemuan dengan bupati-bupati di Gedung Negara Dok V Jayapura, Senin malam.
Menurut gubernur, pendirian universitas dan poliktenik di 5 wilayah adat di Papua bertujuan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Orang Asli Papua (OAP) sekaligus mencegah perlakuan diskriminatif kepada putra-putri Papua yang sedang belajar dan kuliah di berbagai kota studi di Indonesia.”Sehingga anak-anak kita tidak perlu lagi sekolah dan kuliah keluar Papua. Karena ketika mereka keluar Papua, mereka diperlakukan kurang baik seperti rasis,”ungkap Enembe.
Sesuai dengan pembagian 5 wilayah adat di Papua, maka universitas dan poliktenik yang akan dibangun pada tahun 2021 tersebut akan berada di wilayah adat Mamta meliputi Port Numbay (Jayapura), Sentani, Sarmi, Keerom dan Memberamo Raya.
Kemudian wilayah Saireri meliputi Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen,. Waropen. Selanjutnya wilayah adat Meepago meliputi Mimika, Nabire, Paniai, Intan Jaya, Deiyai dan, Dogiyai.
Selanjutnya wilayah adat Anim Ha meliputi Merauke, Boven Digoel, Asmat dan Mappi. Kemudian wilayah adat La Pago meliputi Jayawijaya, Nduga, Lani Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Yahukimo, Mamberamo Tengah, Tolikara, Yalimo dan Pegunungan Bintang.
Sementara itu, terkait dengan penanganan mahasiswa Papua yang meninggalkan kota studi di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Gubernur mengatakan saat ini pemerintah menunggu hasil konsolidasi internal mahasiswa.
Sesuai dengan data yang dilaporkan masing-masing bupati menyebutkan mahasiswa asal Papua yang telah kembali ke Papua berjumlah 2019 terdiri dari mahasiswa Papua asal Kabupaten Yahukimo 600 orang, Nduga 500 orang, Dogiyai 300 orang, Mamberamo Tengah 200 mahasiswa, Tolikara 110 orang, Paniai 200 mahasiswa, Puncak 20 orang, Kabupaten Intan Jaya 4 mahasiswa, Pegunungan Bintang 3 mahasiwa, Asmat 45 orang, Mappi 1 orang, Supiori 12 orang, Biak Numfor 4 orang, Kepulauan Yapen 11 orang, Merauke 8 orang dan Sarmi 1 mahasiswa.
Sedangkan rencana pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, menurut Gubernur Enembe, Pemerintah Provinsi Papua akan menunggu pertemuan Gubernur dan Forkopimda Papua Barat untuk mencari solusi terbaik penyelesaian masalah-masalah di Papua secara komprehensif.
Editor: HANS BISAY