BKOW Papua Barat Gelar Sosialisasi Perempuan dan Politik bagi GOW Teluk Bintuni

0
BKOW Provinsi Papua Barat menggelar sosialisasi perempuan dan politik bagi seluruh GOW di Teluk Bintuni yang dilaksanakan di gedung Woman And Child Center (WCC), Senin (5/9/2022).
BINTUNI,KLIKPAPUA.com–Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi papua Barat Senin (5/9/2022) menggelar sosialisasi perempuan dan politik bagi seluruh Gabungan Organisasi Wanita (GOW) di Teluk Bintuni yang dilaksanakan di gedung Woman And Child Center (WCC) Jalan Raya Kali Kodok.
Kegiatan yang dibuka Ketua BKOW Papua Barat Ny Lani Lakotani menghadirkan narasumber Ketua KPU Teluk Bintuni Heri Arius Salamahu dan Sekretaris Kesbangpol Teluk Bintuni Markus Marlen Iba.
Ketua BKOW Papua Barat Lani Lakotani mengatakan, kegiatan seminar politik dan perempuan adalah kegiatan BKOW yang berada di bawah bidang hukum dan HAM, karena menjelang tahun politik maka penting dilakukan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada perempuan di mana di Teluk Bintuni keterwakilan perempuan masih minim di DPRD.
“Keterwakilan perempuan di DPR Bintuni kurang, padahal kita perempuan ini ibu-ibu super women, kami berharap siapa tau mungkin ada keinginan yang mau terjun ke dunia politik,” Katanya.
Lani Lakotani berharap dengan sosialisasi ini bisa memberikan wawasan sehingga keterwakilan perempuan di DPRD akan bertambah tidak hanya dua orang seperti saat ini.
BKOW Papua Barata berusaha semaksimal mungkin untuk membagi rata program kerja, di berbagai kabupaten.
Sebelumnya pihaknya juga telah mengadakan sosialisasi bahaya narkoba di SMA Snawesyen Bintuni.
Sementara itu, Ketua KPU Teluk Bintuni Hari Arius Salamahu  mengatakan perempuan memiliki ruang dan hak yang sama untuk menduduki jabatan tertentu, termasuk di kedudukan politik, namun diakui memang keterwakilan perempuan di dunia politik masih rendah.
Sejumlah penyebab rendahnya keterwakilan perempuan di DPRD ada 4 poin yakni parpol peserta pemilu tidak memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dan laki-laki, hal ini terlihat pada calon anggota peserta pemilu yang didominasi laki-laki.
Perempuan dihadapkan pada rintangan budaya di mana masih memandang laki-laki yang menjabat urusan penting dalam segala hal termasuk plotik.
Pemilih perempuan rentan mengalami berbagai bentuk tekanan misalnya dari ayah suami atau saudara laki-laki serta adanya pengaruh tim sukses peserta pemilu yang masih menggunakan sistem money politik. (dr)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.