MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Ketua Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) Maxsi Nelson Ahoren mengapresiasi Kepolisian RI yang sedang melakukan perekrutmen penerimaan polisi dari tingkat Tamtama, Bintara sampai dengan Akpol.
Terlihat antusias anak-anak asli Papua yang berasal dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat Daya. “Sehingga besar harapan kami untuk anak-anak Papua yang berasal dari Papua Barat bisa diperhatikan dalam penerimaan Tamtama, Bintara dan Akpol,” kata Ketua MRPB, Maxsi Nelson Ahoren saat ditemui wartawan di Swiss-Belhotel Manokwari, Jumat (5/5/2023).
Maxsi menyampaikan peneriman ini dilakukan secara terbuka untuk seluruh warga Indonesia, sehingga ia berharap ada kebijakan dari Kapolri untuk memperhatikan anak-anak Papua yang memiliki kemauan untuk membela dan mengabdi kepada negara.
“Dengan adanya pemekaran Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat Daya pastinya kita membutuhkan banyak penerimaan Akpol, sehingga kalau bisa kita punya kuota khusus untuk penerimaan akpol,” harap Maxsi.
Kata Maxsi dimana dalam penerimaan Akpol ini MRPB mendapat pengaduan dari warga masyarakat dalam penerimaan Akpol. Dimana mengenai standar tinggi casis Akpol, saat melakukan pemeriksaan awal dari daerah asal tinggi badan sudah memenuhi syarat, namun ketika di Polda Papua Barat melakukan pemeriksaan tinggi badan menjadi berkurang, bukan hanya itu saja ada pengaduan masyarakat tentang pemeriksaan yang ditemukan ada benjolan atau jerawat lalu dijatuhkan.
“Ini harus menjadi perhatian pihak dokter yang melakukan pemeriksaan pada saat tes kesehatan lalu, bila perlu dilakukan singkronisasi dengan hasil pemeriksaan awal dari daerah asal dengan pemeriksaan dari dokter yang bertugas melakukan pemeriksaan di Polda Papua Barat,” kata Maxsi.
Ia berharap pihak Polda Papua Barat khususnya untuk pemeriksaan kesehatan mereka harus melihat ini secara jeli. “Hari ini banyak anak-anak Papua yang ingin sekali mengabdi untuk negara ini, terutama untuk Akpol, kalau bisa mereka diberikan porsi atau tempat untuk mereka bisa masuk khususnya untuk yang ada di wilayah adat Provinsi Papua Barat contohnya yang ada di wilayah Bomberay dan Domberay,” ucapnya.
Maxsi menegaskan, jangan lagi pada penerimaan Akpol kali ini ada orang dari luar Papua untuk mendaftar di Papua Barat. “Kalau bisa mereka yang ada diluar sana yang ada di pulau Jawa dan lain-lain tidak lagi mengambil jatah yang ada di Provinsi Papua Barat karena jatah ini sudah terbagi habis untuk semua provinsi yang ada di Indonesia,” harapnya.
Selain itu, prioritaskan mereka yang lahir, sekolah di sini dan orang tuanya yang telah lama mengabdi, jangan orang-orang yang baru datang atau lulus dari luar lalu datang mengambil hak dari pada anak-anak Papua atau non Papua yang sudah lama tinggal Papua Barat.
“Besar harapan saya dalam penerimaan Akpol ini kita mendapatkan jatah 10-15 orang maka minimal anak-anak Papua ada 10 yang duduk disitu. Jika anak-anak Papua duduk disitu, maka ada rasa bangga sekali bahwa ada perhatian khusus daripada negara ini kepada orang Papua,dimana kita bukan bicara tentang dana otsus tetapi kita bicara bagaimana mereka bisa masuk dalam tes reguler yang hari ini dilaksanakan secara umum dan terbuka untuk siapa saja. Saya berharap untuk siapa saja berikan kepercayaan kepada anak-anak Papua yang sudah siap dan masuk untuk mengabdi untuk negara ini,” pungkasnya. (aa)