Menunggu Penyemprotan, Pasar Wosi Sepi

0
Pasar Wosi terlihat sepi pengunjung dan penjual. (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM–  Aktifitas Pasar Wosi yang biasanya ramai pedagang dan pembeli, Selasa (24/03/2020) terlihat sepi.
Sumiati, seorang pedagang di Pasar Wosi mengatakan, isu terkait akan ditutupnya pasar  untuk sementara waktu karena akan dilakukan penyemprotan, membuat pedagang memilih tidak berjualan. “Sebenarnya belum ada pemberitahuan resmi untuk menutup jualan,tapi pedagang takut,” kata Sumiati kepada klikpapua.com.
Sumiati menjelaskan, apabila ada pemberitahuan dari pihak terkait, mereka pasti akan menutup lapak. “Mau tidak mau yah tetap akan kami lakukan, semua itu kami lakukan untuk kesehatan kita juga,” ungkapnya.
Meskipun belum jelas kapan dilakukan penyemprotan, dirinya mengaku tak menjamin akan berjualan besok hari. Pedagang lain membenarkan bahwa kabar simpang siur itu telah membuat pedagang enggan membuka jualan mereka.

Mereka berharap dilakukan sosialisasi lebih dulu dari dinas terkait apabila akan dilakukan penyemprotan. “Karena kami ini yang berhadapan langsung dengan banyak masyarakat. Kita bisa lihat sendiri para penjual dari Anggi sudah empat hari ini tidak datang berjualan. Apabila ingin dilakukan penyemprotan di pasar, bisa secepatnya dilakukan, dengan adanya kami maka adanya juga perputaran uang, kita lihat di kantor-kantor sudah diadakan penyemprotan, lalu kami yang ada di pasar ini kapan,“ tanya seorang pedagang.
Menyoal harga barang, akibat masalah Virus Corona telah menyebabkan harga barang naik.“Saya sendiri menjual gula yang biasanya cuma 12-13 ribu, tapi sekarang hampir semua di pasar ini menjual dengan harga Rp 20 ribu perkilo, untuk beras bulog sendiri mengalami kenaikkan,” ucap Sumiati.
Dari pantauan klikpapua.com, barang-barang di pasar  yang mengalami kenaikan  yakni jahe, gula, beras, daun bawang, telur, dan sayur-sayuran.
Untuk wortel, kentang, daun bawang, seledri sendiri stok di pasaran kosong. Ini dikarenakan pedagang dari Pegaf sudah empat hari ini tidak berjualan, mereka lebih memilih berdiam diri di Pegaf. (aa/bm)
Editor: BUSTAM

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.