KLIKPAPUA, MANOKWARI– Pemerintah Kabupaten Manokwari melakukan Memorandum of Understanding (MoU) bersama PT. Conch Cement Grup (CCG) dan Nanjing Politechnic Institute China.
MoU yang dilakukan di Kantor PT Conch International Trade Indonesia, Jakarta Utara, Sabtu (27/4) itu ditandatangani oleh Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo, Presiden Direktur PT. Conch Group ke Quibi dan Wakil Rektor Nanjing Polytecnic Institut China Shen Gue Liang Fu.
Direktur PT. Coach International Trade Indonesia, Wong Haiching mengatakan, PT Conch Cement merasa perlu merekrut pemuda pemudi yang merupakan pelajar dari desa-desa di lokasi perusahaan beroperasi, agar memiliki standar dan mutu keahlian yang dibutuhkan perusahaan.
Dikatakan Wong Haiching, hal tersebut seiring dengan permintaan pemerintah Indonesia, yang pernah disampaikan Luhut Binsar Panjaitan, agar mengutamakan tenaga kerja lokal untuk bekerja di perusahaan-perusahaan China yang ada di Indonesia.
Menurutnya, tenaga perusahaan yang dari masyarakat lokal, tidak memenuhi standar kebutuhan pabrik. Selain tidak bisa berbahasa China, kemampuan teknik yang sangat dibutuhkan perusahaan belum terpenuhi oleh dunia pendidikan Indonesia.
Pihak perusahaan, juga sudah mencari tenaga-tenaga kerja yang dibutuhkan pabrik dari berbagai kampus di Indonesia, namun hasilnya nihil.
“Lulusan kampus-kampus Indonesia kebanyakan bidang manajemen, sosial, kalau yang memiliki kemampuan dan keahlian teknik yang dibutuhkan perusahaan PT Conch Cement Grup, tidak ada, tidak memenuhi standar perusahaan,” ujar Wong.
Wabup Manokwari, Edi Budoyo mengatakan sangat mengapresiasi adanya kerja sama beasiswa dan pendidikan ini, karena dengan beasiswa ini dapat meningkatkan SDM pemuda-pemudi Kabupaten Manokwari yang handal dan siap dipakai dalam dunia kerja.
Wabup Edi Budoyo berharap ke depan biaya pendidikan para pelajar yang akan dikirim oleh Pemkab Manokwari untuk menempuh pendidikan di China, 100 persen sudah ditanggung oleh PT. Conch Cemen Group.
Wabup menjelaskan, untuk tahap awal akan dikirim ke Nanjing sebanyak 15 calon pelajar penerima beasiswa. “Tahap awal ini kita rekrut 15 orang dulu di Manokwari,” ujarnya.
Dia berjanji akan mengirimkan pelajar yang orang Manokwari asli. Jika pun tak mencukupi, Wabup akan tetap mengutamakan pelajar asli Papua untuk mendapatkan beasiswa terlebih dahulu.
Pihaknya berharap kerja sama ini mampu meningkatkan kemampuan anak-anak Manokwari dalam bekerja, dapat mengurangi penangguran dan masalah-masalah sosial kemasyarakat lainnya.
Selain beasiswa pelajar untuk kebutuhan PT Conch Grup, Wabup juga berharap, sekolah-sekolah tingkat dasar seperti SD dan SMP, juga bisa mendapatkan bantuan beasiswa.
Sementara Deputy Secretary of Nanjing Polytechnic Institute China, Shen Guo Liang Fu menyampaikan, para peserta didik dari desa-desa yang berasal dari Kabupaten Manokwari akan disanggupi sebesar 90 persen biaya pendidikan dan Pemkab hanya membantu melakukan rekrutmen calon pelajar yang akan dikirim ke Nanjing.
Juga memfasilitasi keperluan-keperluan kecil siswa, semisal pengadaan alat-alat belajar. “Kedepan, jika tahapan berikutnya hasil seleksi yang memuaskan, akan dibiayai 100 persen,” ungkapnya.
Shen Guo Liang Fu memaparkan, awalnya program beasiswa seperti itu jarang dilakukan. Namun sejak 2012, karena pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di Indonesia membutuhkan, maka dilakukan rekrutmen dari desa-desa tempat perusahaan PT Conch Cement Grup beroperasi untuk dididik di Nanjing Polytechnic Institute China.
“Saat ini sudah ada lebih dari 100 orang pelajar asing, dari luar China yang lulus, dan bekerja di perusahaan-perusahaan China. Dan lulusan terbanyak itu berasal dari Indonesia,” ujar Shen Guo Liang Fu.
Nanjing Polytechnic Institute China kini berusia 61 tahun. Kampus ini mendidik sebanyak 12 ribu mahasiswa politeknik, termasuk dari Negara-negara lain yang belajar di Nanjing dan memiliki 40 Fakultas dan 10 Departemen. Kampus ini lebih fokus pada keahlian teknik setara internasional, yang nantinya dibutuhkan bekerja di perusahaan-perusahaan China yang tersebar di seluruh dunia.
“Saat ini ada sebanyak 600 orang pelajar asing dari 17 negara sedang belajar di Nanjing Polytechnic Institute China. Dan dari Indonesia yang paling banyak,” ujar Shen.
Di tahun 2022, lanjut Shen, Nanjing Polytechnic Institute China menargetkan merekrut lebih dari 1000 orang pelajar dari berbagai Negara.
Selain merekrut pelajar, nantinya mereka juga akan kembali ke negaranya masing-masing untuk bekerja di perusahaan-perusahaan China, atau ke perusahaan lain yang setara dan diutamakan bekerja di perusahaan-perusahaan China.
Pola pendidikan yang dijalankan, lanjutnya, pada tahun pertama, pelajar asing yang masuk diterima di Nanjing Polytechnic Institute China akan belajar Bahasa China.
Tahun kedua, mulai masuk ke pelajaran-pelajaran inti bidang teknik yang dibutuhkan pabrik-pabrik China.
Tahun ketiga, pematangan, kelulusan dan mengirimkan kembali. “Program ini sejalan dengan visi misi Presiden China Mr Xi Jin Ping mengenai jalur sutera,”pungkasnya. (red)