Alat Pintal Noken Membantu Pengrajin Hasilkan Noken Lebih Cepat dan Berkualitas

0
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Noken telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO di Paris, Perancis pada 4 Desember 2012. UNESCO merupakan badan khusus PBB yang didirikan untuk mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya. Oleh UNESCO, noken digolongkan dalam kategori “in Need of Urgent Safeguarding” atau warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak. Oleh karena itu, berbagai pihak memberikan perhatian khusus untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Papua yang telah diakui dunia.
Saat ini, proses pengerjaan kreasi noken umumnya masih dilakukan secara manual dengan melinting serat kayu sebagai bahan baku noken pada bagian kaki yang berdampak pada kondisi fisik pengrajin. Di samping itu, proses manual memerlukan waktu yang cukup lama agar lintingan serat kayu menjadi halus.
Memperhatikan kondisi tersebut, Bank Indonesia Papua Barat menggandeng Dekranasda Papua Barat menyelenggarakan pelatihan alat pintal noken kepada empat kelompok pengrajin noken selama tiga hari (27-29 April 2021). Penggunaan alat pintal noken akan membantu pengrajin untuk menghasilkan noken lebih cepat, kualitas produk akan terjaga karena menggunakan alat pintal yang telah dibuat sesuai kebutuhan. Di samping itu, proses pembuatan tidak memerlukan proses melinting di atas kulit kaki.
Mesin pintal noken ini dirancang oleh Yayasan Nirudaya Nusantara dan telah dikembangkan dengan dukungan teknologi baru yaitu menggunakan sistem control push on pedal dimana pengguna tidak perlu melakukan teknik penggayuh sepeda manual sehingga lebih mudah dioperasikan dan proses pemintalan akan jauh lebih cepat diselesaikan. Pasokan daya yang dibutuhkan hanya 80 watt sehingga hemat energi. Body mesin terdiri dari kayu limbah dan limbah lapis sehingga lebih ringan untuk dibawa kemana-mana namun tetap berkualitas. Sebagai informasi, pengrajin noken di Papua Barat menjadi yang pertama menggunakan mesin pintal noken generasi kedua ini setelah sebelumnya para pengrajin di Papua (Jayapura), melalui fasilitasi Bank Indonesia Papua, telah menggunakan mesin pintal generasi pertama pada tahun 2018.
Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk sinergi Bank Indonesia dan Dekranasda Papua Barat sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani pada 3 Maret 2021. Pada level nasional, Bank Indonesia dan Dekranas telah memiliki Nota Kesepahaman Nomor 22/7/NK/DpG/2020 atau Nomor 02/Dekran/NK.01/X/2020 tanggal 7 Oktober 2020 yang ditandatangani oleh Ibu Wury Wa’ruf Amin selaku Ketua Umum Dekranas dan Bapak Donny P. Joewono selaku Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia. Dalam perjanjian kerjasama dan nota kesepahaman disebutkan bahwa salah satu bentuk kerjasama adalah bantuan teknis berupa pelatihan dan pendampingan, sarana dan prasarana, sesuai kebutuhan para pengrajin.
Pada kesempatan tersebut, Bank Indonesia Papua Barat melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sekaligus menyerahkan bantuan alat pintal noken untuk kelompok pengrajin noken yang mengikuti kegiatan pelatihan. Setiap kelompok diberikan satu alat mesin pintal. Di samping itu, Bank Indonesia juga memberikan bantuan perlengkapan bahan baku berupa bahan baku melinjo/mahkota dewa/gersen hutan dan peralatan pendukung. Penyerahan bantuan dilakukan oleh Analis Fungsi Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif dan Ekonomi Syariah Bank Indonesia Papua Barat, Aries Purnomohadi, beserta Wakil Ketua Dekranasda Papua Barat, Lani Lasainggi Lakotani, kepada perwakilan kelompok pengrajin noken.
Dalam sambutannya, Ketua Dekranasda Papua Barat melalui Wakil Ketua Dekranada Papua Barat, Lani Lasainggi Lakotani, menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang secara konsisten mendukung pengembangan UMKM khususnya kerajinan noken atau rajut karya di Papua Barat. Diharapkan inisiasi dan perhatian dari Bank Indonesia terhadap kerajinan noken didukung oleh jajaran OPD Provinsi Papua Barat dan Kabupaten/Kota agar noken semakin eksis dan menjadi ikon Papua Barat.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Dekranasda tersebut menyinggung mengenai besarnya peluang potensi pemasaran/penjualan melalui kanal e-commerce. Data terakhir dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa selama tahun 2020 tercatat nilai transaksi penjualan barang-barang secara online di Papua Barat, baik intra maupun ke luar Papua Barat, mencapai Rp3,49 miliar. Dari angka tersebut, penjualan produk fashion menempati peringkat ke-2 dengan nominal penjualan Rp714 juta, naik dari realisasi tahun 2019 sebesar Rp530 juta. Angka ini diambil dari 4 (empat) marketplace terbesar di Indonesia dan telah diolah Bank Indonesia. Melalui pelatihan semacam ini diharapkan kualitas noken semakin meningkat. Didukung dengan ide-ide kreatif untuk inovasi noken yang sejalan dengan tren fashion diharapkan noken yang dihasilkan mampu bersaing dengan rajut karya lainnya di Indonesia bahkan di tingkat global.(rls/kp1)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.